Liputan Pecaruan di beberapa Pura di Yogyakarta

Pecaruan di Pura Jagatnata Banguntapan Yogyakarta

Hindujogja.com (24/03/2020) Sehari sebelum Nyepi, yaitu pada “tilem sasih kesanga” (bulan mati yang ke-9), umat Hindu melaksanakan upacara Buta Yadnya di segala tingkatan masyarakat, mulai dari masing-masing keluarga, banjar, desa, kecamatan, dan seterusnya, dengan mengambil salah satu dari jenis-jenis caru (Wikipedia). Tujuannya pecaruan adalah memberi persembahan pada Bhuta (mahkluk bawah) yang juga merupakan ciptaan Tuhan, dalam konsef Hindu diajarkan untuk saling menyayangi dan welas asih kepada seluruh Ciptaan Tuhan. Setelah para Butha itu terpuaskan, maka ia tidak akan menganggu lagi, sehingga Umat Hindu dapat melaksanakan Catur Brata Nyepi dengan tenang dan khusuk. Yadnya ini disebut Pengerupukan.

Menjauhkan Buta Kala dari lingkungan rumah, pekarangan, dan lingkungan sekitar. pengrupukan biasanya dimeriahkan dengan pawai ogoh-ogoh yang merupakan perwujudan Buta Kala yang diarak keliling lingkungan, dan kemudian dibakar agar Bhuta kala menjauh dari lingkungan kita.

Dibeberapa Pura di Yogyakarta, tahun sebelumnya biasanya mengarak ogoh-ogoh berkeliling dilingkungan sekitar Pura, seperti Pura Banguntapan, Pura Widya Dharma Sleman dan Pura Padma Buana Ashrama Saraswati. Moment ini sangat ditunggu bukan hanya oleh umat, tapi oleh masyarakat sekitar, bahkan banyak yang datang dari daerah yang jauh dari lokasi Pura.

Virus Corona telah memporak porandakan banyak event yang nanti masyarakat, yang dapat menjadi perekat antar lintas agama. Ogoh-ogoh yang selain menjadi rangkaian ritual juga sebagai karya seni dan budaya yang tidak hanya melekatkannya pada agama tertentu, sehingga dapat dinikmati oleh masyarakat luas.

Berikut pelaksanaan Pecaruan dibeberapa Pura diwilayah Yogyakarta.

Pecaruan di Pura Jagatnatha Banguntapan Yogyakarta yang biasanya dirangkai dengan persembahyangan Tilem, biasanya diikuti oleh ratusan orang dan bisa sampai 4 sampai 5 gelombang, namun karena Virus Corona, Pecaruan dan Persembahyangan Tilem dilaksanakan terpisah. Pecaruan hanya diikuti oleh pengurus dan beberapa petugas yang ditunjuk yang totalnya berjumlah 15 orang dengan mengambil tingkat caru Eka sata yang sangat sederhana.

Baca juga :   Audiensi Panitia Nyepi Saka 1946 dengan Biro Bina Mental Provinsi Yogyakarta
Pecaruan di Pura Padma Buana Ashrama Saraswati Baciro Yogyakarta, diikuti oleh 10 orang
Pecaruan di Pura Karanggede Bantul, diikuti oleh 15 orang

Pura yang lain juga melakukan Pecaruan yang sederhana sebagaimana yang diinstruksikan oleh Parisada Provinsi dan Parisada Pusat. Foto diatas adalah kiriman dari Penyungsung Pura Masing-masing. (MDS)

Please follow and like us:
fb-share-icon

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *