Mecaru di Pura Banguntapan Yogyakarta

Hindujogja.com 13/03/2021  Caru adalah korban suci yaitu upacara yadnya yang bertujuan untuk keseimbangan para bhuta sebagai kekuatan bhuwana alit maupun bhuwana agung sebagaimana disebutkan dalam kanda pat butha seningga dengan adanya keseimbangan tersebut berguna bagi kehidupan ini. caru yang dalam sejarahnya disebutkan diawali dari terjadinya kekacauan alam semesta yang mengganggu ketentraman hidup sebagai akibat dari godaan-godoaan bhuta kala, sehingga Hyang Widhi Wasa menurunkan Hyang Tri Murti untuk membantu manusia agar bisa menetralisisir dan selamat dari godaan-godaan para bhuta kala itu sehingga mulailah timbul banten “Caru” sebagaimana disebutkan dalam mitologi caru ini.

Dan dijelaskan pula bahwa, Caru (Mecaru, Pecaruan, Tawur) sebagai upacara yadnya yang bertujuan untuk keharmonisan bhuwana agung (alam semesta) dan bhuwana alit agar menjadi baik, indah, lestari sebagian dari upacara Butha Yadnya, Dengan demikian, upacara mecarau adalah aplikasi dari filosofi Tri Hita Karana, seperti yang disebutkan dalam lontar Pakem Gama Tirta, agar terjadi keharmonisan. upacara pecaruan ada yang dilakukan dalam bentuk kecil sehari-hari, disebut Nitya Karma, sedangkan upacara pecaruan disaat tertentu (biasanya lebih besar) disebut Naimitika Karma. Jenis- jenis Caru dan Tawur : Caru Pelemahan Bumi Sudha berfungsi untuk mengharmoniskan sebuah tempat.

Tahun 2021 adalah Nyepi ke-2 yang dilaksanakan dalam kondisi Pandemi, sehingga seluruh rangkaian acara dan ritualnya pun dilaksanakan dengan sangat sederhana. Demikian pun pecaruan di Pura Banguntapan Yogyakarta dilaksanakan sangat sederhana, hanya diikuti oleh petugas pendamping wasi saja. Semoga kondisi segera membaik.

 

Mecaru adalah membersihkan 5 unsur (Panca Maha Buta)

Nyepi dimasa Pandemi adalah kontenplasi yang lebih dalam dalam memaknai hari suci Nyepi.

 

 

Please follow and like us:
fb-share-icon

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *