Sloka Bhagavad-gita yang patut direnungkan tentang Kematian

MENJAGA KESEIMBANGAN BATHIN

Lahir Hidup Mati – Utpati Stiti Pralina adalah Hukum atau Dharma. Hukum yang berlaku bagi siapa saja dan semua mahluk hidup. BG Bab II sloka 22 menyatakan sesungguhnya setiap orang yang lahir, Kematian adalah hal yang pasti. Setiap kematian, kelahiran adalah kepastian. Ada dua kepastian yaitu Kelahiran dan Kematian. Diantara kedua kepastian Lahir dan Mati ada berjuta-juta ketidak pastian dalam hidup ini. Untuk suatu ketidakpastian ini seseorang wajib belajar mengenali ketidakpastian, memahami, menghayati dan mengakrabi dengan penuh Shanti atau Kedamaian. Hukum Dharma ini mengajarkan perlunya mencermati Kematian dan Kelahitan adalah hal biasa saja. Bukan suatu yang luar biasa menakutkan.

Bab II sloka 22 menguatkan bahwa seperti halnya orang menanggalkan pakaian usang yang telah lama dipakai dan menggantikannya dengan pakaian baru. Demikian halnya Jiwatman meninggalkan badan lamanya dan memasuki jasmani yang baru kelak dikemudian hari. Sloka ini memberi petunjuk indah Kematian adalah saat dan kebahagiaan terindah bersalin busana. Pada saat baju yang kita kenakan sudah kotor lusuh berbau dan akan diberi baju baru, Betapa senangnya. Ketakutan dalam menyongsong kematian sama dengan ketidak relaan berganti busana. Ini hal yang tidak wajar.

Mengapa kita Takut Mati?

  1. Tidak mengerti dan menerima kematian adalah hukum kelanjutan dari Kelahiran dan Kehidupan.
  2. Tidak tahu dan sadar Kematian adalah kado hadiah busana baru.
  3. Terikat dengan kenangan duniawi, senang dengan pasangan, keluarga, anak cucu, kampus, mahasiswa, buku-buku milik, tanah dan bahkan materi harta dunia.

Tiga sloka ini memberi pelajaran yang clear bahwa hidup ini adalah usaha upaya menemukan dan mewujudkan momentum waktu kematian dengan kesadaran menanggalkan baju kumal lama dan akan mengenakan baju baru yang lebih cakep. Keberanian kedamaian hati dan keiklasan menempuh Dharma kematian adalah usaha dan upaya hidup berkesadaran rohani.  Jika demikian secara spiritual kematian bukanlah Berita Duka Cita, Tetapi berita Bahagia.

Baca juga :   Keputusan Parisada Yogyakarta terkait Corona

Semoga bermanfaat

Ki PANJI

Please follow and like us:
fb-share-icon

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *