Tirtayatra Persantian Eka Cita Dharma di Pura Tunggal Ika, Kemuning Karanganyar: Pengertian dan Syarat Tirtayatra

Hindujogja.com | Kemuning Karanganyar, 29 Maret 2024 – Hari yang penuh keceriaan dan kesucian bagi kelompok Suka-Duka (Persantian) Eka Cita Dharma Yogyakarta dalam Tirtayatra mereka ke Pura Tunggal Ika di Kemuning Karanganyar. Tirtayatra, sebuah perjalanan suci untuk menyucikan diri, telah menjadi momentum penting seluruh anggota persantian Eka Cita Dharma (ECD) untuk mendekatkan diri kepada spiritualitas dan memperkuat ikatan kebersamaan.

Kedatangan Persantian Eka Cita Dharma ke Pura Tunggal Ika disambut hangat oleh para Romo Wasi Priyanto, Romo Wasi Loso, dan Romo Wasi Atmo Suwito, yang juga merupakan pilar penting dalam menjaga kerukunan antarumat beragama di wilayah ini. Pura Tunggal Ika, yang dibangun sekitar tahun 1978 oleh masyarakat desa Kemuning bersama seluruh warga termasuk non Hindu, menjadi tempat yang penuh makna bagi umat Hindu di sekitar.

“Pura Tunggal Ika adalah lambang gotong royong dan kerukunan antaragama. Kami bangun bersama dengan melibatkan semua agama, menggunakan tanah kas Desa,” kata Ketua Parisada Kecamatan, Romo Wasi Priyanto, dengan penuh kebanggaan.

Tidak hanya menjadi tempat ibadah, Pura Tunggal Ika juga menjadi pusat kegiatan keagamaan bagi sekitar 500 jiwa penyungsug di Kemuning. Setiap kali ada rangkaian upacara seperti Purnama, Tilem, Galungan, dan Kuningan, umat Hindu berkumpul di sini untuk bersembahyang dan memperkuat tali silaturahmi.

“Tirta yatra ini bukan sekadar perjalanan fisik, namun juga perjalanan spiritual untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan menyucikan jiwa serta membangun kebersamaan,” ungkap Ketua Persantian Eka Cita Dharma, Bapak Wayan Suweta.

Dalam kesempatan tersebut, Persantian  Eka Cita Dharma juga menyampaikan tali asih berupa Punia, kepada para Wasi dan untuk Pura Tunggal Ika. Hal ini menjadi wujud terima kasih atas keramahtamahan dan dukungan yang telah diberikan dalam menjaga kebersamaan antarumat beragama di wilayah ini.

Baca juga :   Acara Baksos dalam Rangkaian Upacara Nyepi Tahun Saka 1946 di Yogyakarta Berlangsung Meriah

Selain melaksanakan Tirtayatra, Persantian Eka Cita Dharma juga menjelajahi berbagai tempat wisata di sekitar Kemuning, seperti Kemuning Hill, Rumah Teh Ndoro Dongker, dan pusat oleh-oleh Bu Ning. Hal ini tidak hanya memperkaya pengalaman mereka secara turisitik, tetapi juga memberi kesempatan untuk lebih mendalami keindahan alam dan budaya lokal dan kebersamaan yang lekat.

Dalam perjalanan yang diawali dengan semangat keagamaan, Tirtayatra Persantian Eka Cita Dharma di Pura Tunggal Ika telah membawa harapan baru bagi kerukunan dan keberagaman di Kemuning Karanganyar. Semangat gotong royong dan toleransi antarumat beragama terus menyala, menerangi jalan bagi kehidupan beragama yang damai dan harmonis.

Tirtayatra: Perjalanan Suci Menuju Kesucian Spiritual

Tirtayatra adalah : merupakan suatu tradisi spiritual dalam agama Hindu yang memiliki makna mendalam bagi para penganutnya. Secara harfiah, Tirtayatra berasal dari bahasa Sanskerta, yang terdiri dari dua kata, yaitu “Tirta” yang berarti air suci atau kesucian, dan “Yatra” yang berarti perjalanan. Oleh karena itu, Tirtayatra dapat diartikan sebagai perjalanan suci menuju kesucian spiritual.

Tujuan dari Tirtayatra adalah untuk menyucikan diri dan mendekatkan diri kepada Tuhan melalui kunjungan ke tempat-tempat suci, seperti pura, sungai suci, dan sumber air suci lainnya. Perjalanan ini tidak hanya merupakan akti fisik semata, tetapi juga merupakan perjalanan spiritual yang mendalam. Para pelaku Tirtayatra percaya bahwa melalui perjalanan ini, mereka dapat membersihkan diri dari dosa-dosa, memperoleh keberkahan, dan mendapatkan kedamaian batin.

Tirtayatra tidak hanya dilakukan oleh individu, tetapi juga bisa dilakukan oleh kelompok atau komunitas umat Hindu. Selama perjalanan, para peserta Tirtayatra melakukan berbagai ritual, seperti mandi suci, bersembahyang, membaca mantra, dan melakukan pemujaan kepada para dewa dan dewi. Selain itu, mereka juga mengunjungi tempat-tempat suci yang diyakini memiliki kekuatan spiritual yang besar.

Baca juga :   7 Sumpah Pernikahan dalam Hindu

Syarat untuk melakukan Tirtayatra tidaklah rumit, namun membutuhkan kesungguhan dan keikhlasan hati. Beberapa syarat umum yang harus dipenuhi adalah keadaan fisik yang sehat, niat yang tulus dan ikhlas, serta kesiapan untuk mengikuti segala aturan dan tata tertib selama perjalanan. Selain itu, penting juga untuk memiliki pengetahuan tentang tata cara dan ritus-ritus yang akan dilakukan selama Tirtayatra.

Dengan memenuhi syarat-syarat tersebut dan dengan niat yang tulus, Tirtayatra menjadi sebuah perjalanan spiritual yang penuh makna dan kesucian bagi umat Hindu. Melalui perjalanan ini, mereka berharap dapat memperoleh keberkahan, kedamaian batin, dan mendekatkan diri kepada Tuhan dengan cara yang lebih mendalam.

Please follow and like us:
fb-share-icon

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *