Stafsus Presiden, Pandemi mengajarkan kembali pada ajaran leluhur

Momentum hari raya Nyepi di tengah Pandemi ini harus kita jadikan sebagai ajang untuk mulat sarira, melakukan refleksi diri terhadap apa yang sudah kita lakukan selama ini. Pandemi yang melanda 215 Negara ini adalah ujian bagi kita semua bagi umat beragama, agar kita betul-betul bisa melihat Pandemi ini sebuah pelajaran yang berharga, karena pandemi ini mengajarkan kita tentang pentingnya Kesehatan, karena tanpa kesehatan kita tidak bisa melaksanakan kewajiban kita masing-masing, kesehatan menjadi satu prioritas dalam hidup kita pada hari ini maupun yang akan datang. Dengan belajar dari Pandemi itu dengan mulat sarira, kita juga bisa melihat kembali apa yang menjadi tuntunan para  leluhur untuk menjalankan brata, menjalankan pengendalian diri, salah satu brata adalah tidak keluar rumah, tidak berkerumun, mencuci tangan. Pandemi ini mengajarkan kita untuk kembali menjalankan brata yang sesungguhnya telah diajarkan para leluhur kita. Dalam ajaran Tattwamasi mengajarkan kita untuk saling tolong menolong, bahwa apa yang dialami oleh saudara-saudara kita, kita juga merasakan, bahwa setiap kita mengalami masalah yang sama.

Dengan ujian yang sudah berlangsung selama 1 tahun ini, kita berharap pada kekuasaan dari Ida Sanghyang Widhi Wasa, semoga dengan  apa yang kita selenggarakan hari ini yaitu tawur Agung kesanga, itu adalah salah satu cara kita untuk membangun ketangguhan spiritual kita, membangun ketangguhan rohani kita, agar kita betul-betul tangguh menghadapi ujian saat ini atas asung kerta Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa, kita selalu memuja Beliau, kita selalu memohon kepada Ida Betara sane melinggih ring Prambanan agar kita tangguh menghadapi ujian-ujian yang berat.

Selain itu dengan perayaan Nyepi ini, kita bisa membangun satu tatanan kehidupan yang baru atau New Normal yang merupakan salah satu cara kita beradaptasi terhadap tatanan hidup baru, kita tidak tahu kapan pandemi ini akan berakhir, mungkin kita harus terus memperhatikan bagaimana cara kita beradaptasi dengan tatanan hidup baru, Vaksinasi adalah salah satu upaya. tapi yang paling penting adalah menjalankan protokol kesehatan”. Demikian Sambutan yang disampaikan oleh Koordinator Staf Khusus Presiden, AA. Ari Dwipayana dalam pelaksanaan Tawur Agung Kesanga yang dilaksanakan di Komplek Candi Prambanan 13 Maret 2021.

Baca juga :   Yapindu Anatha Nusantara Gunungkidul Berbagi Kebahagiaan Menjelang Hari Raya Nyepi

Nyepi tahun 2021 menjadi sangat istimewa bagi umat Hindu karena bertepatan dengan kondisi kenormalan baru. Jika pada saat Nyepi umat Hindu lebih banyak melakukan kontemplasi diri, mulat sarira, mengasah budi sebagai upaya pembersihan diri dan alam semesta, maka Perayaan Nyepi kali ini menjadi begitu istimewa karena berbagai kegiatan yang sebelum pandemi Covid-19 diikuti banyak umat, namun kali ini mereka hanya dapat menyimak dan mengikuti kegiatan secara virtual tanpa mengurangi makna dan arti penyepian itu sendiri. Kegiatan ritual tetap berjalan seperti biasa termasuk Yadnya untuk Melasti salah satu rangkaian Hari Raya Nyepi di Pantai Ngobaran yang sepenuhnya di ikuti umat Gunung Kidul, dan di Pantai Parangkusumo dilaksanakan umat Bantul, Sleman, Kulon Progo dan Kota Yogyakarta yang masing masing pura di wakili oleh 5 orang saja, sehingga jumlah peserta melasti 50 orang. Rangkaian ritual Tawur Kesanga yang dilaksanakan di depan pelataran Candi Prambanan, yang dalam kondisi normal diikuti lebih dari 30,000 orang dengan acara seremonial dan tari-tarian serta pementasan ogoh-ogoh yang mengiringi acara sakral, namun dalam kondisi New Normal kegiatan ritual Tawur Kesanga hanya dilaksanakan panitia, petugas dan perwakilan umat yang berjumlah 100 orang, tanpa acara ceremonial. Demikian yang disampaikan Ketua panitia Nepi 2021 Yogyakarta, Prof. Dr. Wayan Tunas Artama dalam Press Realese.

 

Please follow and like us:
fb-share-icon

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *