Membangun Keluarga melalui Nilai-Nilai ke-Hindu-an dalam Menyongsong Indonesia Emas 2045

Dalam perjalanan menuju Indonesia Emas 2045, bangsa ini memerlukan fondasi yang kokoh, bukan hanya dalam aspek ekonomi dan teknologi, tetapi juga dalam pembentukan karakter dan spiritualitas bangsa. Dan di sinilah peran keluarga menjadi sangat sentral. Keluarga adalah tempat pertama dan utama dalam membentuk karakter manusia, yang pada gilirannya membentuk karakter suatu bangsa.

Dalam pandangan Hindu, keluarga bukan hanya institusi sosial, tetapi juga wadah suci untuk menanamkan nilai-nilai dharma. Ajaran-ajaran luhur dalam kitab suci Weda mengajarkan bahwa kasih sayang (prema), kebajikan (dharma), kedamaian (shanti), tanggung jawab (karma yoga), dan spiritualitas (bhakti) harus hidup dan mengalir dalam kehidupan sehari-hari keluarga.

Melalui nilai-nilai tersebut, orang tua—terutama seorang ibu, yang dalam ajaran Hindu kerap disebut sebagai gurukula pertama, guru utama dalam keluarga—memegang peranan krusial dalam membentuk kepribadian anak. Seorang ibu bukan hanya pengasuh, tetapi juga pendidik spiritual pertama, yang memperkenalkan nilai-nilai kesucian, kasih sayang, dan kesadaran akan dharma dalam kehidupan anak-anaknya sejak dini.

Ida Rsi Agung Putra Nata Siliwangi Manuaba, dalam dharma wacana yang Beliau sampaikan pada perayaan Dharma Santi Nyepi Saka 1947 yang diselenggaran di Concert Hall Kampus ISI Yogyakarta 19 April 2025, menekankan bahwa perempuan—khususnya para ibu—adalah pilar utama dalam membangun keluarga yang berkarakter. Dari sentuhan kasih seorang ibu, anak belajar tentang welas asih. Dari keteladanan seorang ayah, anak belajar tentang tanggung jawab. Keluarga menjadi sekolah pertama tentang cinta, toleransi, disiplin, dan pengabdian.

Tantangan zaman yang diwarnai oleh kemajuan teknologi, arus informasi yang deras, dan budaya materialistik kerap menggoda generasi muda untuk melupakan akar nilai dan jati diri. Oleh karena itu, peran keluarga semakin penting sebagai kompas moral, penuntun yang membimbing anak-anak tetap berjalan di jalan dharma, meskipun godaan adharma makin banyak menjelma.

Baca juga :   Perayaan Malam Siwaratri di Candi Prambanan: Momen Spiritual dan Refleksi Umat Hindu

Hanya dengan menjaga nilai-nilai spiritual dan moral dalam keluarga, kita dapat melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara emosional dan bijaksana dalam mengambil keputusan. Generasi seperti inilah yang akan menjadi pilar menuju Indonesia Emas 2045—Indonesia yang maju, adil, dan berkarakter.

Oleh karena itu, mari kita bangun keluarga-keluarga Hindu yang berdiri kokoh di atas nilai-nilai dharma, menjunjung tinggi kesucian, dan senantiasa berdoa agar anak-anak kita tumbuh menjadi manusia yang berguna bagi nusa, bangsa, dan dunia.

Om Shanti Shanti Shanti Om

Ida Rsi Agung Putra Nata Siliwangi Manuaba

Please follow and like us:
fb-share-icon

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *