Bali di Jogja : Gelar Pawai Budaya Ogoh-ogoh di Malioboro Jogja
Penamaan ogoh-ogoh berasal dari Bahasa Bali, yakni ogah-ogah yang artinya sesuatu yang digoyang-goyangkan. Benda tersebut menyimbolkan energi negatif sang butha kala. Ogoh-ogoh diarak berkeliling untuk menyerap hal-hal negatif masuk kedalam ogoh-ogoh tersebut, selanjutnya Ogoh-ogoh tersebut akan dilebur dengan cara dibakar, untuk memusnahkan semua hal negatif yang telah terserap. Namun saat ini ogoh-ogoh juga dijadikan sebagai karya seni yang dipertontonkan yang hanya memiliki nilai seni saja tanpa nilai mistis
Panitia Nyepi Saka 1942 Tahun 2020 mengelar Pawai Budaya Ogoh-ogoh disepanjang jalan Malioboro tanggal 21 Maret 2020, Pawai akan dimulai dari Gedung DPRD menuju titik 0-Km, dan sepanjang jalan yang dilalui akan melakukan berbagai atraksi dan sampai di titik 0-Km seluruh peserta akan melakukan atraksi didepan panggung kehormatan secara bergantian
Selain Ogoh-Ogoh juga akan mengarak Gunungan yang isinya hasil bumi, sebagai wujud syukur atas limpahan hasil bumi yang telah dinikmati. Ogoh-ogoh kali ini melibatkan seluruh komponen dan kelompok masyarakat Hindu yang ada di Jogja, sebagai persembahan seni dan budaya Umat Hindu kepada seluruh masyarakat Jogja dan para pengunjung yang hadir di Jogja.
Terlepas dari apa makna dari Ogoh-ogoh, pawai budaya ini merupakan ajang kreasi bagi pencinta seni dan budaya yang merupakan warisan leluhur yang adiluhung dan sebagai media merekatkan persaudaraan bagi generasi muda. Mari nikmati persembahan seni budaya ini sebagai karya anak bangsa.