Gita Jayanti 2024 di Candi Prambanan: Memperingati Ritual Suci Abhiseka Siwalaya Samapta Diwyottama ke-6

Hindujogja.com | Sleman, 10 November 2024 – Pada hari ini, kawasan Candi Prambanan dipenuhi suasana sakral dengan diselenggarakannya acara Gita Jayanti 2024. Perayaan ini merupakan bagian dari rangkaian acara Abhiseka Siwalaya Samapta Diwyottama Candi Prambanan yang puncak acaranya di selenggarakan tanggal 12 November 2024, sebuah ritual penyucian candi yang telah memasuki penyelenggaraan ke-6 di tahun 2024. Rangkaian acara ini dimulai pukul 09.30 WIB dengan kehadiran umat Hindu dari berbagai wilayah yang datang untuk merayakan momen suci ini bersama-sama.

Dalam sambutannya, Ketua Panitia Abhiseka Dr. Gusti Ngurah Putra mengajak seluruh umat Hindu untuk mendukung acara penyucian Candi Prambanan ini. Ia menekankan pentingnya sinergi dalam rangkaian kegiatan Abhiseka dan membuka kesempatan bagi siapa pun untuk menyampaikan usulan terkait kegiatan, kecuali puncak acara Abhiseka yang sudah ditetapkan secara baku berdasarkan prasasti. “Sinergi dalam setiap kegiatan akan memperkuat makna penyucian ini. Kami ingin acara ini tak hanya bermakna spiritual, tetapi juga melibatkan semua umat Hindu dalam menjaga warisan budaya ini,” ucap Dr. Gusti Ngurah Putra.

Sekretaris Dharma Adiyaksa Ida Rsi Putra Natha Siliwangi Manuaba juga turut memberikan sambutan yang sarat makna, dengan menekankan nilai-nilai Hindu. “Hindu adalah Weda, Hindu adalah anugerah untuk alam semesta. Hindu bukan sekadar agama, tetapi ugama, jalan kehidupan yang memuliakan kebersamaan, kesucian pikiran, perkataan, dan perbuatan.

Ugama adalah kata dalam bahasa Sanskerta yang bermakna “ajaran” atau “jalan hidup.” Dalam konteks spiritual dan budaya, ugama merujuk pada panduan hidup yang mencakup nilai-nilai moral, etika, dan filosofi yang membantu seseorang menjalani kehidupan yang benar sesuai dengan prinsip-prinsip spiritual.

Dalam bahasa Indonesia, istilah “ugama” kadang digunakan sebagai sinonim dari “agama,” namun ugama memiliki nuansa yang lebih luas, mencakup filosofi atau panduan hidup yang tidak terbatas pada aturan ritual, melainkan juga mencakup cara berpikir, bertindak, dan berperilaku sesuai dengan prinsip-prinsip kebajikan dan kebenaran. Ugama lebih mengutamakan pada pengembangan diri yang suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan untuk mencapai keselarasan dengan alam semesta dan nilai-nilai kemanusiaan. Mari dukung Abhiseka ini dengan tulus,” Tutur Ide Rsi.

Baca juga :   Keputusan Parisada Yogyakarta terkait Corona

Acara Gita Jayanti kali ini juga diramaikan dengan persembahan Tari Gandrung dari Banyuwangi, yang menjadi simbol keindahan budaya Nusantara dan pemersatu bangsa. Kemudian, dilanjutkan dengan pembacaan kitab suci Bhagavad Gita dalam tembang Jawa dari kelompok Dharma Gita Nusantara, menghadirkan suasana khusyuk yang semakin mendalam bagi para peserta.

Dalam kesempatan ini, Bapak Budi Raharjo memberikan inspirasi dan penjelasan mengenai makna Bhagavad Gita. Beliau menyampaikan bahwa Bhagavad Gita tidak hanya sekadar kitab suci, tetapi juga sumber inspirasi kehidupan yang memuat ajaran-ajaran luhur tentang kebajikan, pengorbanan, dan ketenangan jiwa.

Dalam ajaran Hindu, Bhagavad Gita diyakini sebagai wahyu yang diturunkan sejak zaman kuno, bahkan sebelum diajarkan kepada Arjuna di medan perang Kurukshetra. Menurut kitab Bhagavad Gita itu sendiri, ajaran ini pertama kali diturunkan oleh Dewa Krishna kepada Dewa Matahari (Vivasvan)

Penyelenggaraan Gita Jayanti ini diharapkan dapat memperkuat persatuan umat, serta melestarikan nilai-nilai agama dan budaya di Candi Prambanan yang telah menjadi warisan dunia. Melalui momen ini, generasi muda diharapkan terinspirasi untuk terus menjaga dan memperdalam warisan luhur yang telah diwariskan oleh leluhur.

Suasana khidmat terasa semakin mendalam saat para peserta turut melantunkan syair-syair dari Bhagavad Gita, yang diiringi tembang Jawa. Keharmonisan antara tradisi Hindu dan budaya lokal ini memperkuat simbol Candi Prambanan sebagai pusat peradaban yang menghormati keanekaragaman budaya dan agama. Candi Prambanan sendiri memiliki nilai historis yang mendalam sebagai salah satu candi Hindu terbesar di Indonesia, dan menjadi warisan budaya dunia UNESCO

Dalam sambutannya, Dr. Gusti Ngurah Putra  mengingatkan bahwa Abhiseka bukan sekadar upacara tahunan, tetapi kesempatan untuk menguatkan nilai spiritual dan kebersamaan. Beliau juga mengapresiasi semua pihak yang telah berkontribusi dalam mensukseskan acara ini, mulai dari panitia, peserta, hingga para seniman yang telah menampilkan Tari Gandrung dan seni tembang Jawa.

Baca juga :   Mengintip Kegiatan PHDI Kota Yogyakarta Membina Generasi Muda Hindu

Acara Gita Jayanti kali ini pun diharapkan dapat menginspirasi masyarakat untuk selalu menjaga keseimbangan antara spiritualitas dan kehidupan sehari-hari, serta melestarikan budaya Hindu yang mengedepankan nilai-nilai universal, yaitu kebajikan, kedamaian, dan kesejahteraan bersama.

Semoga Abhiseka Siwalaya Samapta Diwyottama Candi Prambanan ini terus berlanjut di tahun-tahun mendatang, menjadi wadah pemersatu umat Hindu dan masyarakat Indonesia dalam semangat keagamaan, budaya, dan kebersamaan.

Please follow and like us:
fb-share-icon

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *