Hari Raya Pagerwesi: Makna, Doa Pemujaan, dan Sloka Pendukung
Pengantar
Hari Raya Pagerwesi adalah hari suci dalam ajaran Hindu, khususnya di Bali, yang dirayakan setiap Rabu Kliwon Wuku Sinta. Kata Pagerwesi berasal dari dua kata, yaitu Pager (pagar) dan Wesi (besi), yang secara harfiah berarti “pagar dari besi.” Perayaan ini memiliki makna simbolis sebagai penguatan benteng spiritual dalam diri agar terhindar dari pengaruh negatif dan kebodohan.
Hari Raya Pagerwesi memiliki keterkaitan erat dengan Hari Raya Saraswati, yang dirayakan empat hari sebelumnya. Jika Saraswati adalah hari turunnya ilmu pengetahuan, maka Pagerwesi adalah hari untuk memperkuat tekad dalam mengamalkan ilmu tersebut dengan baik dan benar.
Makna Hari Raya Pagerwesi
Pagerwesi memiliki makna sebagai hari untuk memperkuat spiritualitas dan melindungi diri dari kebodohan (awidya). Umat Hindu meyakini bahwa kebodohan adalah akar dari penderitaan, sehingga Pagerwesi menjadi momen refleksi dan penguatan diri dalam menjalani kehidupan yang penuh kebijaksanaan.
Perayaan ini juga disebut sebagai hari pemujaan terhadap Dewa Siwa, yang dalam kepercayaan Hindu merupakan simbol kebijaksanaan tertinggi dan pelindung alam semesta.
Ritual dan Tradisi Hari Raya Pagerwesi
Berikut adalah beberapa ritual yang dilakukan pada Hari Raya Pagerwesi:
- Persembahyangan di Pura dan Rumah – Umat Hindu melakukan persembahyangan di pura dan di rumah untuk memohon perlindungan dan kekuatan spiritual.
- Pemujaan kepada Leluhur – Dalam beberapa daerah di Bali, Pagerwesi juga menjadi momen untuk menghormati leluhur sebagai bagian dari tradisi memuliakan roh suci.
- Pembuatan dan Persembahan Banten – Sesajen berupa banten peras, ajuman, dan daksina dipersembahkan kepada para dewa sebagai simbol syukur dan perlindungan.
- Penguatan Diri Secara Spiritual – Umat Hindu diimbau untuk melakukan perenungan dan meditasi guna memperkokoh keyakinan serta menjaga kebijaksanaan dalam kehidupan sehari-hari.
Doa-Doa Pemujaan Pada Hari Raya Pagerwesi
Berikut beberapa doa pemujaan yang sering diucapkan saat Hari Raya Pagerwesi:
1. Mantra Pemujaan Dewa Siwa
“Om Namah Shivaya”
Artinya:
“Om, aku bersujud kepada Dewa Siwa.”
Mantra ini sering digunakan dalam meditasi dan pemujaan kepada Dewa Siwa agar diberikan perlindungan dan kebijaksanaan.
2. Mantra Perlindungan dari Kebodohan
“Om Awidya Nasanaya Namah”
Artinya:
“Om, aku bersujud kepada Yang Maha Kuasa untuk menghancurkan kebodohan.”
Mantra ini bertujuan untuk mengusir kebodohan (awidya) dan membawa pencerahan dalam hidup.
3. Mantra Pagar Spiritual
“Om Tryambakam Yajamahe Sugandhim Pushtivardhanam Urvarukamiva Bandhanan Mrityor Mukshiya Maamritat.”
Artinya:
“Kami memuja Tuhan yang bermata tiga (Siwa), yang harum dan memberi kesejahteraan. Semoga Ia membebaskan kami dari ikatan duniawi seperti mentimun yang terlepas dari tangkainya, dan semoga kami mencapai keabadian.”
Mantra ini digunakan untuk memohon perlindungan dan pembebasan dari penderitaan duniawi.
Sloka-Sloka Pendukung Tentang Perlindungan dan Kebijaksanaan
1. Sloka dari Bhagavad Gita (18.66)
“Sarva-dharman parityajya Mam ekam saranam vraja Aham tvam sarva-papebhyo Mokshayishyami ma suchah.”
Artinya:
“Tinggalkan semua bentuk dharma (jalan duniawi) dan berlindunglah hanya kepada-Ku. Aku akan membebaskanmu dari segala dosa, janganlah bersedih.”
Sloka ini mengajarkan agar kita menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan dan meyakini perlindungan-Nya.
2. Sloka dari Rig Veda (10.191.4)
“Sangachhadhwam Samvadadhwam Samvo Manamsi Janatam.”
Artinya:
“Marilah kita berjalan bersama, berbicara bersama, dan berpikir bersama dengan hati yang satu.”
Sloka ini menekankan pentingnya persatuan dan kebersamaan dalam mencapai kebijaksanaan.
3. Sloka dari Yajur Veda (36.17)
“Asato ma sad gamaya, Tamaso ma jyotir gamaya, Mrityor ma amritam gamaya.”
Artinya:
“Bimbinglah aku dari ketidaktahuan menuju kebenaran, dari kegelapan menuju cahaya, dari kematian menuju keabadian.”
Sloka ini menjadi doa universal untuk memohon pencerahan dan perlindungan dari kegelapan hidup.
Kesimpulan
Hari Raya Pagerwesi bukan sekadar ritual keagamaan, tetapi juga momen untuk memperkuat benteng spiritual dalam diri agar terhindar dari kebodohan dan penderitaan. Dengan membaca doa-doa dan sloka-sloka ini, kita dapat lebih memahami makna kehidupan dan memperoleh perlindungan dalam menjalani perjalanan spiritual.
Semoga perayaan Hari Raya Pagerwesi membawa keberkahan, kebijaksanaan, dan perlindungan bagi kita semua!