Jalan Penting AMOR RING ACINTYA

Anta-kale ca mam eva
Smaran muktva kalevaram,
Yah prayati sa mad-bhavam
Yati nasty atra samsayah. BG VIII.5

Barang siapa pada waktu ajalnya tiba menanggalkan badan jasmaninya, Mengenang Aku selalu, jiwanya akan sampai kepada Ku. Ini tak dapat diragukan lagi.

Sloka ini jelas sekali menyatakan siapa sajakah yang dapat tiket Amor Ing Acintya. Bagaimana menuju jalan dan mengusahakan diri Amor Ing Acintya.

Kunci utamanya adalah selalu mengenang Tuhan disaat ajal tiba. Tidak mengenang yang lain-lainnya. Misalnya mengenang suami, istri, anak, cucu, barang kesayangan, harta benda, jabatan, bahkan hewan atau tanaman peliharaannya.

Diingatkan pula dalam sloka berikutnya bahwa Atman seseorang pasti sampai pada apa yang diingat pada saat ajalnya tiba “anta-kale”. Ini adalah kepastian.

Jika hendak menuju Amor Ing Acintya berjuanglah mengkonsentrasikan pikiran pada Tuhan disaat ajal tiba.
Maka Penting: Bagaimana membangun pengertian yang baik akan keberadaan dan kehadiran Tuhan dalam segala wujud dan aspek kehidupan.

Menjadi hal yang menarik jika seseorang pada saat ajal tiba sangat tertarik pada benda atau sesuatu yang menjadi pengikat kesenangannya dan Atmannya sampai di benda-benda itu lalu didoakan agar Amor Ing Acintya oleh kerabatnya. Akan menjadi lucu dan menggelikan jika ada doa salah arah. Seperti orang-orang memberi doa agar Atman sampai di Jogja padahal si Atman sendiri keinginannya ke Papua dan memilih menetap di Papua.
Akan berbeda jika sang Atmat berjalan start dari Singaraja menuju Jogja lalu baru sampai Gilimanuk didoakan agar lancar menyeberang selat Bali menuju Ketapang, terus menuju Solo hingga Jogja.

Menjadi penting tahu harapan dan tujuan seseorang setelah mengakhiri kehidupannya agar doa-doa yang disampaikan sesuai dengan keinginannya sang Palatra.

Baca juga :   TEORI BELAJAR DALAM DIKSA PARIKSA

Berdoa tentu Karma mulia jika Doa itu sesuai harapan yang didoakan. Perlu lebih berhati-hati mendoakan orang lain.

Lebih baik berdoa dan berjuang mengusahakan harapan sendiri dengan ber karma dalam bhakti untuk selalu ingat dan merasakan hadirnya Tuhan dalam keseharian.

Semoga disaat ajal tiba semua pikiran tercurah pada satu yakni Tuhan Sang Hyang Widhi.

Ki Panji & Panjul

Please follow and like us:
fb-share-icon

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *