Melasti di Pura Segara Wukir Pantai Ngobaran Gunungkidul: Penyucian Diri Menjelang Nyepi Saka 1947
Gunungkidul, 14 Maret 2025 – Ribuan umat Hindu dari berbagai daerah berkumpul di Pura Segara Wukir, Pantai Ngobaran, Gunungkidul, untuk mengikuti upacara Melasti sebagai rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi Saka 1947. Upacara sakral ini bertujuan untuk penyucian diri, membersihkan alam semesta dari segala kotoran lahir dan batin, serta memohon berkah kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Acara yang berlangsung khidmat ini dihadiri oleh Wakil Bupati Gunungkidul, Joko Parwoto, S.E., DBA., M.M., Direktur Urusan Agama Hindu, Bapak Dr. Trimo, S.Pd., M.Pd., Kakanwil Kemenag DIY, Bapak Dr. Ahmad Bahiej, S.H., M.Hum., Bimas Hindu DIY, Bapak Didik Vidya Putra, S.E., M.M., Ketua PHDI DIY, Bapak AKBP Pur. I Nengah Lotama, S.Ag., Ketua Panitia Nyepi 2025, Bapak I Nyoman Gunarsa, S.Psi., M.Psi., Kapolres Gunungkidul, Kodim Gunungkidul, serta Ketua PHDI Kabupaten dan Kota.
Upacara Melasti dipimpin oleh Ida Rsi Saba Buana Bratan atau Romo Dukun Pandita Sukarji dari Tengger sebagai Manggala Upacara. Rangkaian ritual dimulai dengan Sulinggih mepuja, diikuti dengan Ngayaban Banten, Ngayab Biyokawon, Durmanggala dan Prayascita, Tirta Pengelukatan, Sembahyang, serta Nunas Tirta wangsuh pada. Upacara ditutup dengan prosesi Labuhan di laut sebagai simbol pelepasan segala kotoran dan penderitaan menuju kesucian.
Makna Upacara Melasti:
- Ngiring Prewatek Dewata – Memuja Tuhan dengan segala manifestasinya, agar umat dapat mengikuti tuntunan para dewa.
- Anganyutaken Laraning Jagat – Menghanyutkan penderitaan masyarakat dan memotivasi umat untuk melenyapkan penyakit sosial.
- Papa Kelesa – Membantu umat menghilangkan lima sifat negatif: kegelapan, egoisme, pengumbaran nafsu, sifat pemarah, dan rasa takut tanpa sebab.
- Letuhing Bhuwana – Meningkatkan kesadaran umat akan pentingnya menjaga kelestarian alam dan menghindari sifat merusak.
- Ngamet Sarining Amerta Ring Telenging Segara – Mengambil sari-sari kehidupan dari lautan, yang mengandung nilai-nilai kehidupan universal.
Wakil Bupati Gunungkidul, Joko Parwoto, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya upacara Melasti ini. Beliau menekankan pentingnya menjaga harmoni antarumat beragama dan kelestarian budaya Hindu di Gunungkidul.
Sementara itu, Diretur Urusan Agama Bapak Dr. Trimo, S.Pd., M.Pd., menegaskan bahwa upacara Melasti tidak hanya sebagai ritual keagamaan, tetapi juga sebagai ajang refleksi dan penyucian diri bagi umat Hindu sebelum memasuki Catur Brata Penyepian.
Dengan berakhirnya rangkaian upacara Melasti ini, umat Hindu bersiap menyambut Hari Raya Nyepi dengan hati yang bersih dan penuh kedamaian. Semoga perayaan ini membawa kesejahteraan bagi seluruh umat manusia dan alam semesta.