Mutiara Weda: Yadnya Bentuk Praktek Keagamaan
Umat sedharma,
dalam Pustaka suci Weda Samhita mengajarkan untuk selalu memanjatkan rasa syukur & angayubagya sebagai wujud Bhakti dengan berbagai cara, salah satunya dalam bentuk meyadnya sebagai bahasa mona dalam melakukan praktek praktek keagamaan.
Dalam mempersembahkan Banten/ Yadnya menggunakan berbagai bentuk bahasa seperti :
bahasa tulis yaitu dalam menyampaikan Banten/ yadnya sesuai dengan kitab suci Weda Samhita dan
bahasa lisan yaitu dalam menyampaikan dengan menggunakan bahasa sehari hari Seha serta ada pula menggunakan bahasa Mona yaitu menggunakan sarana dalam bentuk Banten/ Yadnya.
Oleh karena itu, sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban untuk melaksanakan Panca Maha Yadnya atau Banten dengan landasan pikian.yang tulus, suci, bulat dan jangkep. Ikang yadnya Ingaranan Pakahyunan sane hening suci, tulus tur jangkep sebagai bentuk praktek keagamaan dalam menjalankan kewajiban dari pustaka suci Weda.. Niscaya hakekat meyadnya akan bisa diwujudkan yaitu kedamaian, ketentraman Bhuana Agung dan Bhuana Alit.
( Lontar Yadnya prakerti)
Made Worda Negara
BINROH Hindu TNI AU.
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .