Orang Bodoh versus Orang Bijaksana
AVIDVAMSAH vs VIDVAN BG. III.25
Hari Minggu Wage wuku Wariga tanggal 19 Januari Ki Panji mengundang dan mengajak mahasiswanya ngayah bersama-sama membersihkan pura Dharma Santi, membuat penjor, sanggah surya, memasang wastra seharian. Lepas makan siang Ki Panji duduk berdampingan dengan Panjul cucunya yang Kebetulan ikut bergabung.
Ki Panji: Cucuku Panjul Kebodohan manusia itu sangat besar.
Panjul: Ahhh Kek ….masak sih sebegini wajah-wajah Mahasiswa kakek sebut bodoh. Mereka pinter-pinter sekali lho kek. Lihat tuh mereka membuat Sampian penjor menggunakan Tutorial Youtube. Sekarang tidak ada guru tidak masalah asal ada Sinyal Internet masalah apa saja bisa terselesaikan. Buktinya tuh mereka berhasil membuat sampiyan Penjor pakai Guru Youtube.
Ki Panji: Betul Panjul…Para Mahasiswi cantik-cantik itu duduk bersama membuat sampiyan penjor pakai Youtube. Mereka pinter berbagi tugas ya….Kamu lihat yang mana tadi. Kamu lihat yang cantik dari FMIPA UNY ya..
Panjul: tentu lihat dong Kek… Ada juga yang dari Amikom bahkan dari SMK, Cantik juga lho Kek.
Ki Panji: ah kamu dasar tukang Absen Jomlo Abadi alias JoAb.
Begini Panjul..Kembali ke masalah Avidvansah dan Vidvan. Yang dimaksud dengan orang Bodoh adalah orang-orang yang pada saat melakukan kerja diikat oleh motif diri. Apapun yang dikerjakan selalu ada tujuan kepentingan dirinya. Misalnya agar setelah bekerja dapat pujian, dapat penghargaan, dapat imbalan, dapat sanjungan, dapat upah, bahkan dapat balasan ganjaran dari Tuhan.
Panjul: Kek… Tidakkah itu benar dan wajar-wajar saja. Kalau mahasiswa berharap Nilai A dari dosennya apakah salah Kek. Atau Pak Purnama Sidho Luhur berharap Sawahnya Panen baik dan banyak?
Ki Panji: Panjul kamu pinter sekali dan Ini lah yang menarik untuk kakek diskusikan dengan Mu. Bhgawad Githa Bab III sloka 25 mengajarkan bahwa orang bodoh adalah orang yang terikat dengan hasil kerja. Sedangkan orang Bijaksana adalah orang yang bebas dari keterikatan akan hasil kerjanya.
Panjul: Kok ruwet rasanya kek. Apa begitu ya?
Ki Panji: Inilah Ajaran Kautamaan. Kalau biasa-biasa saja gak mungkin disebut Utama.
Panjul: Kek…. Saya masih bingung dan perlu contoh yang lebih konkrit.
Ki Panji: Baik…mari kita menuju tempat membuat penjor dan kita cermati bersama sama. Perhatikan itu teman-temanmu yang sedang membuat Penjor. Kerja membuat Penjor bisa dibagi menjadi dua yaitu
1. Proses membuat atau Karma.
2. Hasil pembuatannya Pahala.
Dapat dipastikan pahala atau penjor yang dihasilkan 100% akibat dari proses pembuatannya. Kamu ikutkan tadi nyari Bambu, memilih bambu yang terbaik untuk penjor, terus mengerjakan bersama. Apakah penjor yang dihasil bebeda dengan bahan bambu yang tadi kami cari?
Panjul: Tidak kek…ya penjor yang kita hasilkan yang penjor dari bambu yang kita pilih tadi Kek.
Kalau begitu yang penting dalam suatu tindakan adalah menyempurnakan proses yang direncanakan dengan baik ya Kek. Kalau perencanaan dan proses kerjanya baik serta ada motif berswrah diri kepada Tuhan dapat dipastikan hasilnya pasti baik. Tidak perlu mengharap-harap hasil yang baik sementara prosesnya tidak dilaksanakan dengan baik. Apa begitu Kek.
Ki Panji: Bagus dan baik sekali Pemahaman Mu …Panjul. Itulah yang sering tidak kita sadari dalam kerja dan kerja sehari-hari. Baru menanam bibit Padi sudah berpikir Beras. Tidak berpikir secara cermat, melihat secara seksama hari-hari demi hari pertumbuhan padi yang kita tanam. Inilah kesalahan yang didalam Bhagawad Gita disebut Kebodohan atau AVidvamsah yang perlu belajar terus menerus diatasi. Lalu meningkat menjadi Vidvan atau Bijaksana. Melakukan Karma jauh lebih baik daripada menghitung pahala. Tanpa dihitung pahala itu melekat pada tingkat kualitas Karma manusia. Jika kita melangkah sepuluh langkah, dan langkah demi langkah panjangnya 50cm serta gerak langkahnya lurus dapat dipastikan hasilnya 5 Meter.
Panjul: Faham kek…terimasih. Om Shanti Shanti Shanti Om.
Namaste
Semoga semakin menjadi Vidvan atau Bijaksana
Ki Panji
Kalongan