PERAYAAN KEMENANGAN DHARMA atas ADHARMA

Dua belas hari lagi Hari Raya Galungan. Suasana Galungan telah dimulai. Para pedagang Pasar mulai menata dagangan untuk Galungan. Panjul pun mulai menyadari akan Hadirnya Galungan. Membangun kesiapan merayakannya bersama kakeknya.

Panjul: Om Swastyastu Kek. Semoga Kakek sehat selalu.

Ki Panji: Terimakasih Cucuku Panjul. Om Dhirgayur astu tat astu. Semoga kita dhirga yusa panjang umur sehat selalu. Gimana keadaanmu?

Panjul: astungkara sehat Kek. Ada salam dari Kakek Ki Guna. Ternyata Kakek Ki Guna orangnya Gunawan ya Kek.

Ki Panji: Memang sejak lahir beliau Gunawan.
Orang cakep, tegas, pinter menari, rajin manembah. Dulu pernah mau jadi Ksatria tapi jalan hidupnya bukan itu. Sepertinya Dharmanya Ki Guna atas Brahmana. Semoga lekas jadi Pandita. Biar ada yang ngayah di Jogja.

Panjul: Om Narayana ya. Semoga terwujud.

Ki Panji: Kita bincang-bincang Hari Raya Galungan ya.

Panjul: Siap kek. Setuju, Siaga mendengar dan bertanya.

Ki Panji: kita semua bahagia riang saat kala Galungan tiba. Pada hakekatnya Hari Raya dirayakan untuk mentradisikan nilai-nilai luhur dan agung sebuah Susastra dalam sebuah masyarakat. Hari Raya itu sudah pasti Produk Budaya Agama. Produk manusia dalam bentuk tradisi. Tradisi yang dibudayakan guna mendidik umat.

Panjul: Ya kek begitu ya. Baru saya tambah mengerti. Seperti Hari Raya Galungan yang dirayakan dalam mata rantai perayaan mulai dari Sugihan Jawa, Sugihan Bali, Penyekeban, Penyajaan, Penampahan, Galungan, dan Manis Galungan.

Ki Panji: Pola perayaan Galungan yang seperti itu kuat sekali terbaca sebagai produk budaya spiritual Hindu model Bali. Leluhur kita sangat Wikan membangun Tradisi Weda.

Panjul: Tujuh hari mata rantai Galungan apa maknanya Kek?

Baca juga :   Menuai Karma Melalui Ajaran Dharma: Menghubungkan Tindakan Positif dan Konsekuensi

Ki Panji: Sugihan Jawa bermakna membangun kebersihan dan kesucian fisik. Bersihkan lingkungan fisik rumah, merajan, panti, pura pemujaan. Ini juga bermakna membersihkan dan menjaga kesehatan fisik badan kita. Badan ini adalah Merajannya Atman kita. Jika badan ini sehat dan bugar maka Atman kita akan nyaman ada di dalamnya. Menjaga kesehatan, mengatur pola makan minum adalah makna lain dari Sugihan Jawa selain melakukan bersih2 alat dan tempat sembahyang.

Panjul: terus Sugihan Balinya apa Kek.

Ki Panji: Sugihan Bali adalah prosesi pembersihan Bathin, penataan pola pikir, penguatan pemahaman akan pengetahuan Jnana-Vijnanam, Aparavidya-Paravidya, merangsuk kedalam hati dalam wujud penghayatan mendalam dan membangun keyakinan yang benar atas Dharmanya Kehidupan, Dharmanya Alam Semesta. Disitulah ada Kebenaran yakni Tuhan yang kita cari-cari setiap saat.

Panjul: Tuhan sebagai Kebenaran ada dimana-mana ya Kek. Ada pada semua Ciptaannya ya Kek.

Ki Panji: Betul demikian Panjul. Tuhan ada dalam bulih-bulih nasi, ada dalam biji gabah, ada dalam Nasi Pecel.

Panjul: Kok nasi Pecel

Ki Panji: Ya dalam nasi pecel ada butiran beras, kacang, sayur, cabe dll yang tidak lain adalah Tuhan dalam wujud ciptaanNya. Apakah ada manusia mencipta Beras, Kacang Tanah, Tauge, Bayam dll?

Panjul:Tidak ada kek..Manusia hanya bisa berkarma atas Dharmanya Tuhan. Bisa menjadikan beras yang banyak dengan menanam butiran gabah bibit. Menjadikan kacang tanah yang banyak dengan menanam butihan biji kacang.

Ki Panji: Betul…itulah Dharma Kebenaran dan Karma.

Panjul: Lalu hari ketiga adalah hari Penyekeban. Apa maknanya Kek?

Ki Panji: Bathin sebagai buah pikiran-pikiran parisuda dan tubuh fisik yang sehat dan bugar perlu terus menerus dirawat dijaga, dimatangkan, dipelihara, disekap agar semakin matang dan memberi kebahagiaan.

Baca juga :   Keberuntungan Kelahiran Manusia dalam Perspektif Sarassamuccaya

Panjul: Betul Kek.

Ki Panji: Bathin dan kesehatan fisik yang sudah terawat dimantapkan lagi dalam upacara Penyajaan. Kata saja artinya Sungguh-sungguh. Kesungguhan hati, disiplin, konsistensi penting dalam hidup. Menjaga kesehatan perlu disiplin dan konsisten. Coba nanti tanya kepada Bhavati Dokter bagaimana tradisi menjaga kesehatan.

Panjul: Siap kek nanti Panjul mengahadap Bhavati sambil minta Klepon Godoh sama Nasi Jinggo.

Ki Panji: Ah kamu makanan gak pernah lupa.

Panjul: Biar sehat kan Kek.

Ki Panji: Fisik yang Sehat, Bathin yang mantap dan bersungguh-sungguh adalah Tiangnya memuja Tuhan. Disitu telah terbangun rumah Tuhan. Tuhan dekat atau “Nampek” berada dalam rumah kehidupan keluarga kita. Maka dirayakan Penampahan Galungan.

Panjul: Mantaaap ini toh Penampahan yang dirayakan dengan mebat. Artinya hanya orang Hebat bisa dekat dengan Tuhan.

Ki Panji: Mantuul Jul. Mantap betul Panjul.

Panjul: Hari Raya Galungan yang jatuh pada hari Rabo Dungulan adalah perayaan Pencerahan Diri, Tercerahkannya Bathin, Tersucokannya Jiwa, Sehat dan Bugarnya fisik sebagai modal bekal menjalankan Karma kehidupan kita masing-masing setiap hari.

Ki Panji: Cerdas kamu Panjul.

Panjul: Panjuuulll. Lalu dimana Kemenangan Dharma atas Adharma itu Kek?

Ki Panji: Penguasaan diri yang dipenuhi oleh Kesadaran Dharma bahwa manusia itu terbangun dari fisik Jasmani dan Jiwa Atman, Disiplin menjaga makan minum olah raga yoga untuk kesehatan raganya serta berbhakti pada Sang Atman yang menghidupi adalah Kemenangan Dharma yang sesungguhnya. Adharma itu adalah Kecerobohan fisik, penyakit, dan Kelupaalpaan manusia atas Atman yang ada pada dirinya.

Panjul: Clear Kek… Saya akan jaga kesehatan dan melakukan puja bhakti dengan disiplin. Agar bermanfaat merayakan Galungan sebagai hari raya Kemenangan Dharma atas Adharma.

Baca juga :   Metode Belajar dalam Weda

Ki Panji: Itu dulu ya Panjul. Sudah siang Ayo siap2 ke Kampus.

Panjul: Terimakasih Kek. Om Shanti Shanti Shanti Om. Semoga berkesadaran bathin Amor ring Acintya.

Namaste

Ki Panji

Please follow and like us:
fb-share-icon

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *