Ribuan Umat Hindu di Jogja dan Jawa Tengah Hadiri Acara Tawur Agung di Candi Prambanan
Hindujogja.com | Pada Minggu, 10 Maret 2024, ribuan umat Hindu dari berbagai daerah di Jogja dan Jawa Tengah berkumpul di Candi Prambanan untuk mengikuti perayaan Tawur Agung. Acara yang dihadiri oleh para tokoh penting termasuk Menteri Kemenko PMK, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.Ap., Koordinator Staf Khusus Presiden, AAGN. Ari Dwipayana, dan sejumlah tokoh lainnya ini menandai perayaan yang sangat berarti bagi umat Hindu di Indonesia.
Dalam acara tersebut, hadir pula Ketua PHDI Pusat, Mayjen Purnawirawan Wisnu Bawa Tenaya, Dirjen Pendidikan Tinggi Hindu Bapak Trimo, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Pemerintah Jawa Tengah, Dra. MA Fatmawati, serta sejumlah kepala instansi terkait lainnya seperti Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan wilayah 10 Ibu Manggar Sari Ayuati, S.S., M.A., Kepala Museum dan Cagar Budaya Prambanan, Ketua Umum Tawur Agung Prambanan, dan General Manajer PT. TWC Brobudur Prambanan dan Ratu Boko.
Tahun ini, penyelenggaraan Tawur Agung di Prambanan dipercayakan kepada panitia dari Jawa Tengah, menambah kesan istimewa dari perayaan ini.
Tawur Agung di Candi Prambanan menampilkan serangkaian upacara yang kaya akan simbolisme dan filosofi Hindu. Mulai dari mendak tirta, prosesi pembersihan diri dengan air suci hingga pengorbanan kepada para dewa dan roh leluhur, semua dilakukan dengan penuh kekhusyukan dan kesungguhan.
Tawur Agung Kesanga: Mempersembahkan Kesejahteraan Alam Lingkungan
Menurut petunjuk yang terdapat dalam lontar “Sang-hyang Aji Swamandala”, Tawur Agung Kesanga termasuk dalam upacara Butha Yadnya dalam tradisi agama Hindu. Yadnya ini diselenggarakan oleh umat dengan tujuan untuk menciptakan kesejahteraan bagi alam lingkungan sekitar mereka atau biasa disebut wisuda bumi.
Tepat sehari sebelum perayaan Nyepi, umat Hindu mempraktikkan upacara Tawur Agung, yang jatuh pada hari Tilem sasih Kesanga dan diadakan pada waktu tengah hari. “Tawur” dalam bahasa Jawa berarti membayar atau mengembalikan, yang dalam konteks ini merujuk pada pengembalian sari-sari alam yang telah dimanfaatkan oleh manusia. Melalui upacara Tawur ini, umat Hindu berusaha untuk mengembalikan apa yang telah mereka gunakan kepada para Butha, dengan harapan agar para butha tersebut tidak mengganggu manusia dan agar kehidupan dapat berjalan secara harmonis.
Filosofi yang terkandung dalam Tawur Agung adalah untuk senantiasa mengingat posisi dan jati diri manusia, serta menjaga keseimbangan dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam lingkungan. Upacara ini menjadi pengingat akan tanggung jawab manusia dalam menjaga harmoni dengan alam semesta dan mempersembahkan kesejahteraan bagi semua makhluk.
Tawur Agung Kesanga merupakan wujud nyata dari komitmen umat Hindu untuk hidup dalam harmoni dengan alam dan sesamanya. Melalui ritual ini, mereka menyadari bahwa perlindungan alam lingkungan adalah bagian integral dari pengabdian kepada Tuhan dan keberadaan manusia di bumi ini.
Dengan demikian, Tawur Agung Kesanga bukan hanya sekadar upacara adat, tetapi juga merupakan ekspresi dari nilai-nilai spiritual dan ekologis yang mendalam, yang mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan antara manusia, alam, dan Sang Pencipta. Mds