Dharma Santi 1946: Mempererat Keharmonisan dan Kebersamaan Umat Hindu di DIY
Hindujogja.com | Pada hari Sabtu, tanggal 16 Maret 2024, Gedung Santi Sasana Pura Banguntapan, Bantul, Yogyakarta menjadi pusat penyelenggaran kegiatan Dharma Santi. Acara ini diselenggarakan oleh Panitia Nyepi saka 1946, yang dihadiri oleh berbagai tokoh penting dan perwakilan umat Hindu serta instansi terkait.
Tampak hadir dalam acara tersebut Wakil Bupati Bantul, Bapak Joko Budi Purnomo, Koordinator Staf Khusus Presiden, AAGN Ari Dwipayana, Perwakilan Biro Bina Mental DIY, Ketua PDHI DIY, Ketua Umum Panitia Nyepi 1946, serta sesepuh dan tokoh umat Hindu DIY.
Dalam laporan yang disampaikan oleh Ketua Panitia Nyepi, Prof. Dr. Drs. Wayan Suardana, disebutkan bahwa umat Hindu DIY telah mengadakan serangkaian kegiatan dalam rangka menyambut Nyepi, termasuk Matur Piuning, Baksos, Pasraman Kilat, Reresik Segoro, Melasti, pawai ogoh-ogoh, dan Tawur Agung. Acara Dharma Santi menjadi puncak dari rangkaian kegiatan tersebut.
Ketua PHDI DIY, Drs. Nyoman Warta, M.Hum., memberikan apresiasi kepada seluruh panitia Nyepi atas keberhasilan penyelenggaraan kegiatan tersebut. Sementara itu, dalam sambutannya, Pembimas Hindu DIY, Bapak Didik Widya Putra, menyampaikan rasa terima kasih kepada AAGN Ari Dwipayana atas bantuannya dalam mengawal beberapa program untuk umat Hindu, termasuk peluncuran program pendidikan Widyalaya. Pembimas juga mengumumkan rencana pemerintah, khususnya Bupati Bantul, untuk mengusulkan anggaran operasional bagi PHDI Bantul serta memberikan bantuan kendaraan operasional.
Wakil Bupati Bantul, Bapak Joko Budi Purnomo, mengapresiasi penyelenggaraan acara Dharma Santi dan menyatakan dukungannya untuk mempercepat program Projo Taman Sari. Beliau menegaskan bahwa Dharma Santi adalah ajang untuk mempererat silaturahmi, menjaga kerukunan, dan memupuk kebersamaan. Selain itu, beliau juga mengumumkan kabar gembira mengenai rencana perubahan anggaran untuk memberikan dana operasional bagi Parisada Bantul.
Dalam Dharma Wacana yang disampaikan oleh Koordinator Staf Khusus Presiden, Dr. Anak Agung Gde Ngurah Ari Dwipayana, M.Si., ditekankan bahwa penyelenggaraan Dharma Santi pada bulan puasa umat Islam memiliki makna mendalam. Tradisi puasa, yang berasal dari Bahasa Sansekerta, Upa dan Wasa, menegaskan pentingnya mendekatkan diri kepada yang Maha Agung, sebuah nilai yang dipegang oleh semua agama.
Selain itu, dukungan dari pemerintah lokal, seperti yang diungkapkan oleh Wakil Bupati Bantul, memberikan keyakinan dan semangat baru bagi umat Hindu untuk terus menjaga dan mengembangkan kegiatan keagamaan mereka. Langkah-langkah konkrit seperti pengusulan anggaran operasional dan bantuan kendaraan operasional menunjukkan komitmen nyata pemerintah dalam mendukung keberlangsungan aktivitas keagamaan umat Hindu
Acara Dharma Santi ini dihadiri oleh sekitar 300 umat Hindu di DIY serta mahasiswa Hindu, yang turut merayakan keharmonisan dan kebersamaan umat Hindu dalam berbagai kegiatan keagamaan. Dengan semangat kebersamaan yang terus terjaga, Dharma Santi menjadi bukti nyata dari kekuatan kebersamaan umat Hindu dalam memelihara tradisi dan nilai-nilai keagamaan.
Dharma Wacana Selengkapnya bisa di lihat disini