Upacara Giri Kerti di Taman Kaliurang, Ini Maksud dan Tujuannya
Hindujogja.com Pada Jumat, 23 Februari 2024, sebuah upacara sakral bernama Giri Kerti diadakan di Taman Kaliurang atau yang sering disebut Kaliurang Park, terletak di Hargobinangun, Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Acara ini merupakan bagian dari rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi tahun 1946 dan diselenggarakan oleh Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Sleman.
Acara yang dihadiri oleh Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, Ketua Panitia Nyepi 1946, dan Ketua PHDI Kabupaten Sleman ini menjadi momen penting bagi umat Hindu di daerah tersebut. Dalam sambutannya, Bupati Kustini menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan Giri Kerti oleh PHDI Kabupaten Sleman. Beliau menegaskan pentingnya menjaga kelestarian alam sebagai bagian dari tanggung jawab bersama untuk kesejahteraan semua makhluk.
“Merupakan kewajiban kita untuk bersyukur dan menjaga kelestarian hutan, gunung, dan alam guna memastikan kesejahteraan dan kemakmuran bagi semua,” kata Kustini. Beliau juga menyoroti pentingnya Gunung Merapi tidak hanya sebagai sumber kehidupan bagi warga sekitar, tetapi juga sebagai pusat peradaban budaya yang harus dilestarikan.
Ketua Panitia Giri Kerti, I Wayan Putu Sari, menjelaskan bahwa acara ini adalah bagian dari rangkaian Hari Suci Nyepi 1946 Caka. Giri Kerti atau Merti Gunung telah diadakan sebanyak empat kali oleh PHDI Kabupaten Sleman dan diikuti oleh 60 umat Hindu se-DIY.
“Tujuan utama dari acara ini adalah untuk mensucikan gunung sebagai persiapan menyambut perayaan Hari Suci Nyepi. Selain itu, ini juga merupakan ungkapan rasa syukur kepada Hyang Girisa atau penguasa gunung, yang telah memberikan sumber kehidupan yang melimpah sepanjang tahun,” ungkap Putu Sari.
Berdasarkan hasil pertemuan sebelumnya antara Panitia Giri Kerti dan Direktur PT. Semesta Alam Jogja, beberapa keputusan penting telah diambil:
- Lokasi pelaksanaan Giri Kerti di Kaliurang Park, tepatnya di depan Pohon Kantil, telah mendapatkan izin resmi.
- Biaya masuk ke Kaliurang Park dibebaskan selama acara berlangsung.
- Umat yang mengikuti upacara Giri Kerti diharapkan menggunakan pakaian sembahyang untuk membedakan mereka dengan pengunjung lainnya.
Panitia Upacara Giri Kerti telah dibentuk dengan struktur yang terorganisir, dengan berbagai seksi yang bertanggung jawab atas berbagai aspek pelaksanaan acara. Pelindung acara ini adalah PHDI Kabupaten Sleman, sementara pemuputnya adalah Bapak Pinandita PURWO ATMOJO. Ketua Panitia adalah I Wayan Putu Sari, yang didampingi oleh berbagai wakil dan anggota seksi yang bertugas memastikan kelancaran acara.
Sebelum pelaksanaan upacara, tirta suci telah diambil dari beberapa tempat sakral, termasuk Tuk Pitu dan Watu Tumpang, sebagai bagian dari persiapan spiritual. Dengan diadakannya Giri Kerti, diharapkan kesadaran akan pentingnya pelestarian alam semakin meningkat di kalangan masyarakat, serta meningkatkan rasa spiritual dan kebersamaan umat Hindu dalam menjaga keharmonisan dengan alam. Upacara ini juga menjadi salah satu bentuk penghargaan terhadap warisan budaya dan spiritual yang dimiliki oleh masyarakat Hindu di Indonesia.
Kegiatan seremonial kemudian ditutup dengan penampilan dharmawacana dengan bebondresan yang dibawakan oleh Bapak Ketua PHDI DIY , Drs. I Nyoman Warta, M.Hum dan Bapak Ketut Gunawan, MT. Setelah seremonial dilanjutkan dengan ritual dimanggalani oleh Bapak Pinandita Purwo Atmojo dari Seyegan. Sesuai dengan rencana ritual berakhir sebelum jam 11.00 diakhiri dengan nunas Tirta dan nunas prasadam dibagikan kepada seluruh umat Hindu yang hadir. Semoga anugerah sehat dan sejahtera senantiasa dari Hyang Girisa hadir didalam keluarga Hindu DIY.