Pagelaran Wayang Kulit Meriahkan Piodalan Pura Bhakti Widhi
Panitia Piodalan Pura Bhakti Widhi yang ke-20 tahun ini disepuhi oleh Jro Gde Dwija Triman. Berbagai kegiatan telah dilaksanakan sejak 1 bulan sebelumnya.
Rehabilitasi Penyengker Mandala Utama, pembuatan papan nama Pura, dan pembuatan parkir kendaraan menjadi prioritas pertama pekerjaan sebelum upacara piodalan Pura Bhakti Widhi 16 April 2022.
Puncak acara piodalan dilaksanakan pagelaran wayang kulit yang dilaksanakan malam minggunya.
3 Dalang sekaligus tampil dalam pagelaran wayang kulit yang mengambil lakon Bima Labuh. Adapun dalang yang memeriahkan acara tersebut, adalah: Nareswara Prabha, dalang cilik yang masih berusia 10 tahun Juara Nasional pagelaran wayang kulit, Dalang Raffi Hastu yang berusia 15 tahun Juara Nasional pagelaran wayang kulit, dan Ki Sigit Mursito Endrat, S.Sn yang berasal dari Wonogiri.
Lakon Bima Labuh dipilih oleh sesepuh umat Hindu Gununggambar Romo Pinandita Podho Winarno, yang menggambarkan perjuangan para kesatriya agung yang diwakili oleh Bima/ Werkudoro/ Brothoseno dalam menumpas angkara murka, penyakit, dan butha kala. Kesatriya agung rela berjuang dan berkorban untuk menyelamatkan rakyatnya, mampu menjamin ketentraman umat yang harus diayominya.
Lakon pewayangan ini menggambarkan para pemimpin agama Hindu dan Pinandita di wilayah Gunungkidul. Kehadiran 31 Pinandita yang baru saja diwinten ekajati harus mampu memberikan pelayanan keagamaan secara baik.
Seremonial pagelaran wayang kulit dihadiri oleh Bapak Eko Rustanto (DPRD Gunungkidul), Bapak Sugito, SH (Penewu Ngawen), Ibu Sri Idhayati (Lurah Beji), PSN Jabodetabek, dan warga sekitar Pura Bhakti Widhi.
Acara digelar sampai pkl. 02.30 dini hari, karena bersamaan dengan bulan puasa dan masih berlakunya PPKM akibat pandemi covid-19.
Pagelaran wayang kulit menjadi hiburan tersendiri, karena hampir 2 tahun terakhir tidak ada hiburan karena pandemi covid-19. Hal ini mengundang kebahagiaan tersendiri bagi masyarakat sekitar.
Rahayu Sagung Dhumadi
—–MasPur—-