AJNAH-ASRADDADHANAH

Dalam sebuah perjalanan sembahyang menyambut Tamu-tamu Kehormatan di Vaikunta Panjul berkesah kepada Kakenya Ki Panji tentang dirinya.

Panjul: Kek… Setelah coba-coba saya timbang apa-apa yang saya lakukan seharian kemarin masih jauh dari Syarat Bhakti. Tindakan kerja yang saya lakukan lebih banyak dan lebih kuat dipengaruhi oleh kepentingan duniawi. Saya lupa dan lupa mengaitkan apa-apa yang saya lakukan sebagai persembahan Bhakti kepada Hyang Widhi. Banyak orang yang saya perlakukan tidak menyenangkan hatinya mereka. Saya terjebak pembicaraan Gosip. Ini jelas tidak memenuhi kriteria Bhakti.. Ya Tuhan Hyang Widhi…ampunilah kami.
Om Ksantaviya Kayika dosah, Ksantaviya wacika dosa, Ksantaviya manasah dosa.

Ki Panji: Panjul cucuku… Sambil tersenyum Kakek Ki Panji menepuk bahunya Panjul lalu berucap: Apa yang kamu ucapkan tadi itulah SEKOLAH nya semua Manusia sehari-hari. Itulah Kurikulum Kehidupan. Itulah pelajaran, itulah Test Formatif Hidup Sehari-hari. Inilah yang disebut Long life Education. Pendidikan tanpa henti di sepanjang hari dalam satu hari kehidupan, lalu hari demi hari. Belajar BerBhakti adalah SEKOLAH KEHIDUPAN yang nyata.
Sabar ya Cucu Ku.

Panjul: Ya kek… Ternyata sekolah Bhakti lebih sulit dari Sekolah S3 ya kek.

Ki Panji: Kok tahu? Oh ya kamu sudah S3…Ya benar cucuku… Mari belajar terus. Walaupun kamu sudah mendapat gelar Ph.D. jangan berhenti mempelajari Bhakti. Belum tentu gelar Ph.D. mu mendukung kamu lulus menjalankan Bhakti. Gunakan Ph.D mu meningkatkan bhakti menjadi YUKTAGER.

Panjul: Kakek…Apa yang menyebabkan manusia sulit sekali melaksanakan Bhakti murni?

Ki Panji: Dalam Bhagawad Gita Sloka IV.40 kita temukan ajaran Ajnah dan Asraddadhanah.

Panjul: Apa itu Kek.

Ki Panji: Ajnah artinya tidak memiliki pengetahuan tentang kitab suci yang baku. Kitab suci adalah petunjuk utuh lengkap tentang kerokhanian dan keduniawiaan. Agar memiliki bekal hidup maka penting menekuni membaca Kitab-kitab Veda.
Syarat kedua adalah Percaya dengan petunjuk-petunjuk yang ada dalam Veda. Tidak lagi ada dalam kondisi Asraddadhanah yakni tanpa kepercayaan dengan Kitab Suci Veda.

Baca juga :   Mutiara Weda: Kesadaran Diri

Panjul: Apa toh maksudnya ini Kek? Tolong uraikan lagi agar lebih jelas.

Ki Panji: Dalam belajar pertama ada proses Tahu yaitu proses diketahuinya sesuatu. Setelah Tahu lalu Paham yakni dimengertinya secara benar dan jelas pengetahuan itu. Kemudian Menghayati dan Mengamalkan atau mempraktikkan Jnana Vijnana itu.
Orang2 yang sudah belajar mempraktikkan pengetahuan Jnana Vijnana jauh lebih maju belajarnya dari pada orang yang baru sekedar berucap apalagi hanya menghafal dan jadi muatan Otak semata.

Panjul: wah sekarang saya tambah Clear dan tercerahkan Kek. Bhakti saya sehari-hari belum baik Kadarnya karena penghayatan saya kepada Ajaran Veda masih kurang. Sradha saya masih lemah.

Ki Panji: Ya cucuku yang cerdas… Kamu sudah memiliki bibit maka tumbuhkan dan besarkan lagi bibit itu. Kakek yakin kamu akan meningkat setiap hari. Mari sadari hidup di dunia kena hukum material. Fahami dan hayati itu baik-baik.

Ayo ini sudah sampai di halaman pura, Mari kita turun dan bergabung dengan para sesepuh, pinesepuh, saudara dan tamu kita dari Pemda dan DPRD Bali. Ayo kita kenalan dengannya. Siapa tahu kamu dapat kenalan Calon Mertua. Kamu khan masih Jomblo.

Om Shanti Shanti Shanti Om

Namo Sivayam

Ki Panji
Kalongan

Please follow and like us:
fb-share-icon

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *