Sarasehan Lintas Iman

SARASEHAN LINTAS IMAN: MEMAYU HAYUNING BHUWANA DAN MENINGKATKAN HARMONI MENUJU INDONESIA SEHAT “Peran Tokoh Agama melalui Dialog dalam Menjaga Harmoni dan Menangulangi Pandemi Covid-19” Pusat Acara: Gedung Santi Sasana Pura Banguntapan, 7 Maret 2021 

 

LATAR BELAKANG

Yogyakarta terkenal sebagai Indonesia Mini. Semua suku ada di Yogyakarta, sehingga, kalau seseorang berkunjung ke Yogyakarta, serasa sudah mengunjungi Indonesia. Hal ini didasari oleh keberadaan kampus kampus atau sarana Pendidikan yang menjanjikan masa depan itu dengan segala fasilitas-fasilitas pendukung lainnya. Disamping dua hal tersebut, karena juga Yogyakarta juga menjadi daerah tujuan Wisata baik domestik maupun Manca Negara. Keberagaman atau kebhinekaan ini menjadikan Yogyakarta sebagai pusat perhatian namun juga perlu di waspadai adalah hal hal sebaliknya. 

Kebhinekaan tersebut dalam banyak hal sangat indah, namun disisi lain juga perlu menjadi waspada. Oleh karena banyaknya karakter yang ada, maka Yogyakarta juga harus siaga dengan pertentangan. Seperti ketidakcocokan, ketidak harmonisan, anti kebhinekaan dan lain sebagainya. 

Hal yang sudah terjadi dan memakan korban jiwa adalah adanya Klitih, Sejumlah warga berupaya mengganggu Piodalan, upacara keagamaan umat Hindu, di Dusun Mangir Lor, Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Bantul, Selasa (12/11/2019).. Ditempat lain, terjadinya penolakan seorang camat di salah satu Kecamatan di Kabupaten Bantul yang dilakukan oleh orang yang mengaku sebagai Warga di kecamatan tersebut. 

Tahun 2021 merupakan tahun masih mengalami Pandemi Covid-19 karena pada awal tahun 2021 ini Pandemi Covid-19 masih belum berakhir. Di akhir tahun 2020 juga terjadi bencana Gempa Bumi di Mamuju Sulawesi Barat dan Banjir Besar di Banjarmasin Sulawesi Selatan.Bencana banjir di Semarang dan Jakarta dan daerah lainnya juga masih menjadi ancaman masyarakat kita. Bencana alam ini merupakan peringatan kepada umat manusia sebagai mahluk Tuhan yang mempunyai akal dan budi untuk sekali lagi merenungkan betapa pentingnya menjaga keseimbangan/keserasian serta keharmonisan antara manusia dengan Sang Pencipta, manusia dengan manusia lainnya dan antara manusia dengan alam yang di dalam konsep Hindu disebut Tri Hita Karana 

Permasalahan Pandemi Covid-19 sampai awal tahun 2021 ini belum berakhir sehingga Pemerintah masih berupaya untuk mengatasi Pandemi Covid-19 melalui program penguatan ekonomi melalui beberapa bantuan sosial dan program kesehatan seperti melakukan vaksin secara masal. Salah satu program yang banyak disampaikan oleh pemerintahan saat ini adalah Program untuk menjaga kesehatan dengan penerapan 5M. Adapun Program 5 M tersebut adalah: 

Baca juga :   Upacara Melasti di Pantai Parangkusumo

1. Memakai Masker 

Anda diharapkan untuk memakai masker saat berada di luar rumah, atau ketika berkumpul bersama kerabat di mana pun berada. 

2. Mencuci Tangan 

Anda mesti mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun secara berkala. Jika tak ada air dan sabun, Anda bisa menggunakan hand sanitizer untuk membersihkan tangan dari kuman-kuman yang menempel. 

3. Menjaga Jarak 

Jika ada keperluan mendesak yang membuat Anda harus pergi ke luar rumah, ingatlah untuk menjaga jarak satu sama lain. Jarak yang dianjurkan adalah 1 hingga 2 meter dari orang sekitar Anda. 

 

4. Menghindari Kerumunan

Anda juga diminta untuk menghindari kerumunan saat berada di luar rumah. Ingat, semakin banyak dan sering Anda bertemu orang, kemungkinan terinfeksi corona bisa semakin tinggi. 

5. Mengurangi Mobilitas 

Jika tidak ada keperluan yang mendesak, tetaplah berada di rumah. Meski sehat dan tidak ada gejala penyakit, belum tentu Anda pulang ke rumah dengan keadaan yang masih sama. 

Sejalan dengan program pemerintah ini, Umat Hindu khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta yang merupakan bagian dari Bangsa ini dalam menyambut Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1943 (2021 M) mengangkat tema: Dengan Semangat Hari Suci NyepiTahun Saka 1943 Kita Memayu Hayuning Bhuwana dan Meningkatkan Harmoni Menuju Indonesia Sehat 

Tokoh agama memiliki peran yang sangat penting pada masa pandemi Covid-19 sekarang ini, baik dalam hal menyampaikan kebijakan pemerintah akan pentingnya menjalankan protokol kesehatan, terutama dalam menangkal informasi-informasi hoaks kepada umat terkait Covid19. Karena tokoh agama merupakan suri tauladan ditengah-tengah masyarakat. 

Atas dasar kejadian kejadian dan pemilihan tema nyepi Tahun Saka 1943 (2021 M) itulah, maka Dialog ini digagas. Dialog ini sebagai sarana untuk merajut kembali keharmonisan atas kebhinekaan kita. badan kita saja terdiri dari beberapa bagian, seperti kepala, tangan, perut, kaki yang semuanya itu memiliki peran dan fungsi masing masing sehingga yang namanya “badan” ini bisa sehat dan berfungsi dengan baik. Apalagi yang namanya suatu daerah, adanya warga yang berbeda agama, ras, suku, kebiasaan maka untuk damainya, tenntramnya suatu daerah itu maka perlu kita menjadikan masing masing dari kita melaksanakan fungsi masing masing. 

Baca juga :   Dharmatula 2

Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana dan siapa yang menjaga? Yogyakarta sebagai Barometer Indonesia memiliki peran penting dan setiap elemen masyarakat, suku, agama, perlu menghormati kebhinekaan untuk sebuah keharmonisan. Sehingga masing masing dari kita, yang paling tidak sebagai pemimpin diri sendiri untuk menjaga keharmonisan tersebut. 

Tema Acara

“Peran Tokoh Agama melalui Dialog dalam Menjaga Harmoni dan Menangulangi Pandemi Covid-19” 

Tujuan dan Target Acara 

  1. Tujuan dari dialog ini adalah untuk meneguhkan kembali keharmonisan, sehingga tercipta kerukunan, yang nantinya juga berimbas pada toleransi, kerjasama, kerendahan hati dan kasih sayang atas kebhinekaan yang ada. 
  2. Meningkatkan Peran Tokoh Agama dalam penanggulangan Pandemi Covid-19 
  3. Target yang ingin di capai diantaranya: diikuti 150 tokoh perwakilan dari semua agama, ormas di DIY maupun luar DIY yang diundang melalui zoom meeting, yang diakhiri dengan ikrar bersama menjaga toleransi, kerjasama sehingga tercipta keharmonisan. 

Target Peserta 

Adapun tokoh yang menjadi target peserta Sarasehan Tokoh Lintas Iman DIY dan luar DIY adalah 150 tokoh perwakilan dari semua agama dan ormas di DIY khususnya (yang akan gabung secara online melalui zoom meeting) 

Pelaksanaan Acara 

Hari : Minggu, 

Tanggal : 7 Maret 2021 

Jam : 19.30-22.00 WIB 

Tempat : Gedung Santi Sasana Pura Jagatnatha Jl. Pura Sorowajan, Banguntapan Bantul Yogyakarta 

Pengisi Acara (Keynote Speaker, Penanggap dan Moderator)

  1. Keynote Speaker: Prof. Dr. Phil. Al Makin, S.Ag., MA (Rektor UIN Sunan Kalijaga)
  2. Penanggap: KH. Abdul Muhaimin (Tokoh Islam FPUB DIY)
    • Romo Martinus Joko Lelono (Tokoh Katholik DIY) 
    • Timothy Apriyanto (Tokoh Kristen FPUB DIY) 
    • Dr. AAGN Ari Dwipayana, M.Si (Tokoh Hindu Nasional) 
    • Rm. Dr. Effendi Tanumiharja (Tokoh Budha FPUB DIY) 
    • Ki Demang Wangsafyiudin (Tokoh Kepercayaan Sunda Wiwitan) 
  1. Moderator: Subkhi Ridho, MA (Pengurus Gemayomi)
    • I Nyoman Santiawan, S.Pd., M.BA (Ketua Lembaga Dharma Duta PHDI DIY)
Baca juga :   Stafsus Presiden, Pandemi mengajarkan kembali pada ajaran leluhur

Substansi Topik, 

Alur Sarasehan dan Narasumber Tokoh Agama, praktisi keagamaan dan sastra atau ajaran ajaran Keagamaan merupakan pilar penentu bagi terciptaanya keharmonisan antar umat beragama. Pendekatan agama dan budaya dalam berbagai sudut pandangnya merupakan strategi yang masih paling efektif dalam menyelesaikan masalah masalah intoleransi di masyarakat. Kehadiran FKUB dan FPUB dan lembaga lembaga lainnya dalam jejaring lintas iman masih kerepotan dalam menghadapi “benih benih ketidakharminsan” yang terus tumbuh di Yogyakarta. Semboyan Bhineka Tunggal Ika, ideology Pancasila, bagi Bangsa Indonesia merupakan dasar bagi Peri Kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmonis dan toleran ditengah kebhinekaan yang ada, rasanya masih perlu di pertegas dan dijadikan komitmen bersama membangun keharmonisan dalam kebhinekaan. Mengutip dari Ajaran Bhagawad Gita bahwa kerendahan hati, kebebasan dari rasa bangga, tidak melakukan kekerasan, toleransi, kesederhanaan, pengendalian diri merupakan bagian dari Pengetahuan. 

Untuk menjaga keharmonisa peran Tokoh Agama dan praktisi keagamaan yang mengembangkan cinta kasih berdasarkan ajaran Kitab suci menjadi harapan kita bersama. Pertanyaanya? Dari siapa sebenarnya keharmonisan harus dimulai? Bagaimana rasa harmonis yang sebenarnya? kita hidup dalam bingkai sifat sifat kebaikan, nafsu dan kegelapan, sehingga perlu adanya suatu sifat diatas sifat yang membelenggu itu sehingga kita bisa sadar dan menyadari bagaimana mengisi kebhinekaan dengan keharmonisan. 

Alur pembicaraan yang direncanakan meliputi: bagaimana menjadikan budaya harmoni sebagai sebuah kesadaran seluruh masyarakat sehingga kita bisa mengisi kebhinekaan dengan kedamaian. selanjutnya dilakukan dialog dalam bentuk paparan singkat perwakilan bersama dari tokoh lintas iman dilanjutkan dengan tanggapan dan dialog bersama. H. Susunan/ Rundown acara Penjelasan lebih rinci di lampiran I. 

Pelaksana acara Pelaksana acara dialog lintas Iman DIY adalah Panitia Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1943 (2021 M) bekerja sama dengan Pemuda Penggiat Dialog. J. Penutup Demikian TOR ini dibuat, kurang lebihnya kami mohon maaf dan atas perhatiannya disampaikan terima kasih. 

 

Yogyakarta, 3 Maret 2021

 

Join Zoom Meeting
https://us02web.zoom.us/j/82321733786?pwd=UTE1cUhWcU1NU21rdkRWOVlwbzdhdz09

Please follow and like us:
fb-share-icon

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *