Tuhan ada dimana-mana | Ki Panji

Hindujogja.com | Klaten 2 Juni 2023, Orang-orang yang paling berbahagia, paling Santim, paling damai hidupnya adalah orang-orang yang dikasihi Tuhan. Orang-orang yang telah menerima berkah kasih anugrah langsung dari Tuhan Sang Hyang Widhi Wasa. Hidupnya damai penuh berkah berkecukupan tak kurang satu apapun”. Demikian Dharma Tula yang disampaikan oleh Prof. Dr. Putu Panji Sudira, M.Pd. yang lebih dikenal dengan nama Ki Panji dalam acara piodalan pura Sangga Buana, Gantiwarno, Klaten, Jawa Tengah. berikut Darma Tula selengkapnya.

Dharma Wacana: Piodalan Pura Sanggabuana Miri, Mutihan, Gantiwarno
Jumat Wage Wuku Landep, 2 Juni 2023

AUM Swastyastu
AUM Santim Rcchati

Romo Pinandita ingkang satuhu kulo bhektinin, Romo sepuh pinesepuh kakung estri
guru aji ingkang kulo hormati, Adik-adik ingkang kulo tresnani.
Hari ini bertepatan dengan Hari Jumat Wage Wuku Landep 2 Juni 2023, Hari Suci
Piodalan Pura Sanggabuana Miri-Gantiwarno, Kulo lan panjenengan netepi
palenggahan Suci, sesarengan ngabhekti maring Gusti Maha Agung Sang Hyang
Widhi Wasa.

Bapak, Ibu, Adik-adik ingkang Mulyo, Mugi Rahayu Langgeng.
Matur agunging panuwun reh Kulo lan para kisatrio jati saking Jogja sampun
diparingi wedal lan pawiyatan matur dharma wacana. Wonten dalu meniko monggo
sesarengan sinau babakan lelaku, titi laku piyambak-piyambak.
Bapak Ibu Ingkang Mulyo
Pertama: mari kita memahami BHAKTAS TE ‘TIVA ME PRIYAH yakni Bhakta
yang paling dikasihi Tuhan. Siapakah dia itu?
Rumusannya:
Orang-orang yang paling berbahagia, paling Santim, paling damai hidupnya adalah
orang-orang yang dikasihi Tuhan. Orang-orang yang telah menerima berkah kasih
anugrah langsung dari Tuhan Sang Hyang Widhi Wasa. Hidupnya damai penuh
berkah berkecukupan tak kurang satu apapun.
Siapakah Bhakta itu?

  1.  Dia sang bhakta yang melaksanakan ajaran dharma (kebenaran yang sejati atau
    yang nyata ada) dengan penuh keyakinan. Menerima kebenaran dharma apa
    adanya tanpa syarat. Dharma itu adalah segala kebenaran Tuhan. Malam ini
    semesta gelap karena Matahari sudah terbenam. Bulan bersinar karena besuk
    hari Purnama. Ini adalah kebenaran, ini adalah Dharma. Mari pahami dharma ini
    apa adanya dan adanya apa.
  2. Dia sang bhakta yang menjadikan Tuhan dengan seluruh personifikasinya
    sebagai tujuan. Penuh kemantapan menyembah dan menyerahkan diri. Tuhan
    adalah maha kuasa, maha pengasih, maha penyayang, maha adil, maha besar.

    VETTI TATTVATAH BG VII : Mengenali Tuhan dalam Kenyataan dan Kebenaran.
    Inilah Rahasianya yang sejati dan maha utama.
    Dinyatakan dalam Bhagavad Gita Bab VII sloka 3 bahwa:
    Diantara beribu-ribu manusia hampir tak satu pun mengejar kesempurnaan.
    Diantara mereka yang berhasil hampir tak satu pun mengenali Tuhan.
    Apa dan Siapakah Tuhan itu?
    Tuhan itu adalah Prakrti dan Purusah.
    Prakrti Tuhan dalam semesta dan diri manusia ada delapan:

    1. Tanah (bhumir)
    2. Air (Apo),
    3. Api (nalo),
    4. Udara (vayuh),
    5. Ether (kham),
    6. Pikiran (mano),
    7. Budhi (budhir),
    8. Ego (ahamkara),
      Purusha Tuhan ada satu yaitu Jiwa yang mendukung 8 prakrti Tuhan.
      Dalam konsepsi Tri Sarira:

      1. Tanah, Air, Api, Udara, dan Ether adalah Panca Maha Butha
        pembentuk lapisan badan Stula Sarira. à Prakrti.
      2. Pikiran, Budhi, dan Ahamkara pembentuk lapisan badan Suksma
        Sarira. à Prakrti.
      3. Jiwa Atman adalah pembentuk lapisan Badan Antakarana Sarira. à
        Purusha.
        Tuhan itu adalah:
        1. Bau harum lembutnya tanah pertiwi
        2. Rasa dalam air
        3. Benderang nyalanya api
        4. Kesejukan udara
        5. Pranawa AUM dari suara di ether
        6. Benih abadi semua mahluk
        7. Akal kaum intelek
        8. Kekuatan dari orang kuat, yang bebas dari keinginan dan nafsu.

Menemukan Tuhan banyak cara dapat dilakukan.
Bagi kaum intelek berbudhi, kaum tani, kaum pedagang dll. akal adalah
cara menemukan Tuhan. Tuhan itu Bumi dengan bau harumnya. Berkat adanya bumi, tanah ini manusia bisa hidup, bisa bertani, berladang, bisa makan, bisa berkembang, bisa berbagai hal. Tuhan hadir dalam wujud bumi, tanah tempat berpijak, mendirikan rumah, pura, dan apa saja. Kesadaran dan rasa syukur kaki berpijak di bumi adalah kesadaran
Tuhan. Tuhan itu Air dengan rasanya. Tanpa air mahluk hidup semuanya mati. Tuhan itu
adalah Tirta. Tuhan hadir sebagai air yang mengalir di semesta, sungai, mata air.
Tuhan hadir dalam wujud tirta amerta.

Tuhan itu adalah benderangnya nyala api, cahayanya Matahari dan Bulan. Bisa
dibayangkan jika Matahari berhenti bersinar dan api tidak ada lagi maka dunia akan
hancur. Tuhan hadir di dapur, Tuhan hadir di tempat pemujaan, Tuhan hadir di
persawahan.
Tuhan itu adalah udara yang memuat Oksigen yang membuat manusia hidup. Tanpa
oksigen manusia akan mati. Umat sedharma mari belajar banyak-banyak bersyukur
karena kita masih sehat dan bisa bernafas. Bapak Ibu: mari bersama-sama
pejamkan mata, rilekkan badan. Bernafas yang teratur dan normal lalu rasakan
nafas mengalir dari semesta masuk lubang hidung menuju saluran nafas ke paruparu. Lalu oksigen yang kita hirup mengalir ke seluruh tubuh melalui darah kita.
Bayangkan Tuhan telah memberi anugrah hidup maha berharga.
Tuhan itu benih abadi Paramatman semua mahluk hidup.
Menemukan dan mengenali Tuhan dimulai dari Prakrtinya lalu ke Purushanya. Pada
manusia mulai dari mengenali badan Stula Sarira, lalu ke lapis Suksma Sarira dan
Antakarana Sarira.

Dalam tradisi Upacara Ngaben ada prosesi perabuan badan stula sarira yang
diteruskan dengan pengembalian unsur Panca Maha Butha badan stula sarira ke
Prakrti asal mulanya. Upacara ini adalah upacara Sawa Wedana.
Upacara Nyekah Atma Wedana dilakukan sebagai proses ngeseng atau membakar
kemelekatan pengaruh pikiran, ahamkara, dan budhi yang menempel pada Atman.
Jika kemelekatan badan suksma sarira ini bersih total maka Atman tidak terbungkus
lagi oleh kotoran dan menyatu dengan Paramatman. Bagaikan udara dalam balon
pada saat balonnya sudah hancur maka udara dalam balon menyatu dengan udara
semesta mencapai Moksa.

Inilah yang rahasia dan penting dimengerti dalam menjalani kehidupan. Mengenali
badan Stula Sarira Panca Indria dan manfaatnya dalam dunia material membangun
jagathita. Lalu mengenali lapis Pikiran, Ahamkara, dan Budhi dalam menegakkan
fungsi panca indria dari kemelekatan. Bagaimana mengendalikan pikiran agar panca
indria berfungsi dan tetap tidak terjebak oleh keterikatan.
Penyucian diri harus diusahakan dalam kehidupan dengan selalu mencantolkan
pikiran kepada Tuhan dalam setiap karma. Moksartam jagathita digerakkan secara
simultan melalui jalan pemahaman Dharma atau kebenaran yang nyata apa adanya.
Salam Damai Suksma Ajaran Bhagawad Gita maha Agung

  1. Dia bhakta yang membangun dan mewujudkan sifat-sifat Tuhan pada dirinya.
    Sifat itu adalah: selalu menjaga rasa senang hati, tidak membenci, tidak menuruti
    nafsu keinginan, membebaskan diri dari kebaikan dan kebatilan, bebas dari pamerih
    apapun, giat berkarma, tak terusik godaan, bebas dari kesenangan, kemarahan,
    ketakutan, kebingungan, pemaaf, bebas dari keangkuhan dan keakuan, sama dalam
    suka maupun duka, bersahabat dan mencintai segala ciptaannya.
  2. Berlatih menjadi Bhakta yang dikasihi Tuhan dapat dilakukan dengan cara:
    mengendalikan seluruh indra (panca indria dan pikiran), menjaga pikiran tetap
    tenang, pikiran dipusatkan kepada Tuhan yang tak berwujud Vyapi Vyapaka
    Nirvikara melalui berbagai wujud material ida.
  3. Menyembah Tuhan yang kekal abadi tak berwujud yang melingkupi semesta
    melalui wujud-wujud semesta alam Ida. Menemukan rasa manis di dalam gula, rasa
    asin di garam, rasa pedas dicabe, rasa pahit dibroto wali, rasa kasih sayang pada
    saudara sahabat bahkan lawan.
  4. Menyembah Tuhan yang tak berwujud melalui wujud semesta Ida dilakukan
    dengan cara yoga kebiasaan melalui kerja demi Tuhan dengan menaggalkan
    pengharapan akan pahala dari karma kerja itu.

Menjaga kesadaran Bhakti dimana pikiran senantiasa terpusat kepada Tuhan,
berpasrah diri kepada Tuhan, maka hidup kita ada dalam naungan dan lindungan
Tuhan yang Maha Kuasa. Disinilah bhakta akan mendapat perlindungan Tuhan dan
hidupnya pasti selamat, berkah, penuh kedamaian, mencapai sukha tanpa wali
dukha, Santim Rcchati.
BHAKTI MEMBANGUN KEDAMAIAN

  1. Menjalankan Bhakti muaranya adalah Santih atau Kedamaian. Rasa damai
    seharusnya bersemi jika bhakti kita benar. Om Shanti Shanti Shanti Om adalah puja
    bhakti yang biasa kita ucapkan. Puja bhakti ini sungguh sangat mendalam
    Damai Damai Damai bersama Tuhan, Damai atas berkah suci Tuhan.
  2. Membangun Kedamaian hati, kedamaian pikiran, kedamaian ucapan, kedamaian
    tindakan dalam berkah suci Tuhan membutuhkan Jnana atau Pengetahuan yang

    BG XII sloka 5 menyatakan:

  3. Bagi siapapun orang yang pada umumnya Jiwanya masih terbungkus oleh badan
    ragawi jasmani akan menghadapi kesulitan memusatkan pikirannya secara terus
    menerus kepada Tuhan yang Acintyam, tak berwujud, tak termanifestasikan.
    Menjaga pikiran untuk selalu terhubung konstan ingat kepada Tuhan yang Acintyam
    akan sulit. Mengapa?
    Karena Pikiran kita akan mudah tertarik kepada hal-hal lain yang bersifat material
  4. Untuk mengatasi masalah ini umumnya orang memilih Meditasi sebagai jalan
    mencairkan meluluhkan pikirannya kepada Tuhan yang Acintyam. Bermeditasi
    menanggalkan segala kegiatan kerja. (Sloka 6). Dapatkah 24 jam kita bermeditasi
    kepada Tuhan yang Acintyam. Secara parsial mungkin ya tetapi secara total dalam
    seluruh masa jalan hidup tidak bisa. Manusia harus melakukan aktivitas lain.
  5. Sloka 6-7-8-9 memberi solusi:
    Bagaimana Membangun kesadaran pikiran untuk selalu ingat kepada Tuhan dan
    menyadari Tuhan ada dan hadir sebagai penyelamat, pelindung, pemberi kehidupan
    dalam keseharian. Bagaimana Memantapkan pikiran samadhatum yakni pikiran
    terpusat kepada Tuhan sebagai Abhyasa Yoga. Membiasakan diri pikiran selalu ingat
    Tantangannya adalah faktor Lupa yang menyelimuti manusia.
  6. Jika Abhyasa Yoga masih sulit dijalankan maka jalan keluarnya adalah melakukan
    kegiatan kerja demi untuk Tuhan dengan menanggalkan segala ikatan akan
    pengharapan pahala. Sloka 10-11.
    Inilah petunjuk baik yang bisa dipilih dikombinasikan dalam menjalankan Bhakti
    Marga membangun Santim Rcchati.
    Terimakasih Bhagavad Gita.
    Terimakasih Tuhan. AjaranMu sungguh membahagiakan. Semoga Bhakti kami
    Salam Rahayu, Mulyo Langgeng

MENATA BHAKTI
Di masyarakat Hindu khususnya di Bali kita sangat familier dengan istilah
*Mebhakti*. Pada saat seseorang memakai pakaian sembahyang membawa canang
dupa dan menuju Pura dan mereka bersimpuh mencakupkan tangan kita juluki
dengan istilah mebhakti atau melakukan bhakti.
Tindakan ini penting bagaimana pikiran kita ingat tertuju kepada Sang Pencipta.
Bhakti kemudian menjadi proses penataan pikiran, perkataan, tindakan tertuju
kepada Tuhan.
Bhakti yang berkadar tinggi ditentukan oleh kualitas dan kuantitas pikiran tertuju
dan berserah diri kepada Tuhan. Secara kualitas Bhakti itu diukur dengan
kesungguhan hati, ketulusan, keiklasan, penyerahan diri kepada Tuhan tanpa Syarat dan pengharapan. Menyerahkan diri kepada Hyang Maha Kuasa. Yakin pasti akan diberi yang terbaik. Secara kuantitas Bhakti diukur dari panjangnya masa pikiran tertuju ingat kepada Tuhan. Jika kita menggunakan ukuran satu hari adalah 24 jam atau 86400 detik. Maka berapa detikkah setiap hari pikiran kita ingat kepada Tuhan?
Inilah pertanyaan utamanya. Menuju Bhakti Berkualitas dan Berkuantitas tinggi menjadi penting memperluas praktik Bhakti dari bersimpuh di pelinggih di dalam pura, duduk bermeditasi di kamar suci, menuju kegiatan karma kerja sebagai persembahan kepada Tuhan. PRIYO NARAH: Orang-orang yang Paling Dikasihi Tuhan Memperoleh kasih Tuhan adalah harapan semua manusia. Apapun wangsa, warna kulit, agama, keyakinannya. Kasih Tuhan adalah buahnya Bhakti.
Ada sejumlah ciri orang-orang yang dikasihi Tuhan. Ciri-ciri itu adalah:

  1. Orang yang bersikap sama terhadap kawan dan lawan “samah satrau ca mitre ca”.
  2. Orang yang teguh menerima penghormatan dan hinaan, panas dan dingin, suka dan duka.
  3. Orang yang bebas dari keterikatan duniawi.
  4. Orang yang memiliki kesadaran yang sama terhadap pujian atau ejekan.
  5. Diam dalam perenungan diri.
  6. Orang yang Berpuas hati dengan apapun yang terjadi dan dengan siapapun ia
  7. Mantap dalam ketidak terikatan terhadap tempat tinggal dan badan jasmaninya.
  8. Mantap dalam Bhakti.

Delapan ciri Bhakti berbuah Kasih Tuhan ini adalah Menu Paket Latihan Hidup sehari-hari. Orang yang memiliki 8 ciri ini dalam hidupnya pantas dijadikan guru, mentor, panutan hidup.

Salam Kasih Tuhan: Ki Panji

 

Please follow and like us:
fb-share-icon

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *