TUHAN DALAM KESEHARIAN

Panjul bertanya-tanya tentang sulitnya memahami Tuhan, sulitnya mengenali hakekat Tuhan, sulitnya bertemu Tuhan. Saking penasarannya lalu Panjul menemui Kakek Ki Panji.

Panjul: Om Swastyastu Kek…

Ki Panji: Om Shanti Shanti Shanti Panjul. Ada apa ..wajahmu kurang damai.

Panjul: Kek… Sudah Banyak cara, banyak ritual, banyak upaya saya lakukan untuk memuja Tuhan tetapi masih sedikit dan sulit dapat merasakan hadirnya Tuhan dalam setiap Ritual. Upacara Agama cenderung berjalan sebagai Ritual dan aktivitas sosial biasa-biasa saja. Selesai upacara yang dirasa hanyalah rasa “plong” karena kewajibannya sudah terlaksana. Bagaimana meningkatkan kualitas Upacara kita hingga sampai pada merasakan hadirnya Tuhan. Lebih penting lagi bagaimana saya bisa merasakan hadirnya Tuhan dalam Keseharian. Ajari saya Kek.

Ki Panji: Pertanyaanmu selalu yang berat-berat. Tetapi baik sekali. Seperti itulah mestinya kamu harus kritis dalam beragama. Kamu sudah menggunakan Wiweka. Kamu penting Ngerti dalam Nglakoni dan Nglakoni dalam Pengertian. Kamu penting belajar Bener dan Pener.

Panjul: Apa itu Kek ngerti dan nglakoni?

Ki Panji: Ngerti dan Nglakoni dalam Agama Hindu adalah relasi harmonis diantara petunjuk Susastra Kitab Suci dan Etika pelaksanaannya. Setiap ritual penting dilaksanakan berdasarkan petunjuk SuSastra. Filsafatnya apa dan Etikanya bagaimana.

Panjul: Faham Kek. Lalu apa itu bener dan pener.

Ki Panji: Bener itu adalah kebenaran sedangkan pener adalah ketepatan dalam menerapkan kebenaran itu.

Panjul: Ooo gitu ya kek… Tidak cukup bener tapi perlu pener. Contohin dong Kek biar tambah jelas.

Ki Panji: Contoh positif: Ahimsa atau membunuh dengan kebencian dan kekerasan dilarang oleh ajaran Agama. Tetapi Tidak salah kamu nepuk dan membunuh nyamuk yang sedang mengisap darahmu karena kamu mempertahankan diri. Demikian juga Shri Krisna memberi petunjuk kepada Arjuna agar berperang menghabisi Bhisma dan Drona sebagai rasa cinta dan kewajiban seorang Ksatria.

Baca juga :   Inilah 27 Sikap untuk bebas Covid-19 dalam Bhagavad-gita

Panjul: Mantap jelas Kek. Lalu Bagaimana cara mengenali Tuhan dalam keseharian hidup kita Kek.

Ki Panji: Untuk merasakan Tuhan hadir dalam keseharian cukup sederhana Panjul. Kesinilah dan perhatikan baik-baik hal ini. Dalam Bhagawad Githa disebutkan:

1. Raso ham apsu: Aku adalah rasa dalam air. Untuk menemui Tuhan Nunaslah Tirta setiap hari atau ambil segelas air putih taruh di tempat sembahyang. Sembahyanglah terlebih dahulu dengan khusuk. Setelah tenang dimana suasana bathin terasa damai minum pelan2 air putih atau tirta tadi. Rasakan segarnya rasa air tirta itu sebagai Tuhan hadir dan mengalir di dalam tubuh kita. Niscaya kita akan sehat, segar dan bugar.

Panjul: Sederhana ya Kek

Ki Panji: ya Sederhana dan itu bersumber pada Kitab Suci bukan karangan. Lalu yang kedua:

2. Prbhasmi sasi suryayoh: Aku adalah cahaya Matahari dan Bulan.
Di pagi hari cari tempat yang nyaman dan tenang di luar rumah, di halaman merajanmu. Usahakan cahaya matahari menerpa tubuh kita. Pejamkan mata lalu konsentrasikan pikiran. Rasakan dalam-dalam hangatnya sinar Matahari sebagai kehadiran Tuhan dalam diri kita. Lakukan ini berulang-ulang niscaya kita akan sehat bahagia dalam lindunganNya.
Di malam hari sewaktu bulan purnama lakukan hal yang sama sebagai wujud menerima hadirnya Tuhan. Matahari dan Bulan itu adalah sumber kehidupan atau Prananya Tuhan alam semesta.

Panjul: OK juga yang kedua ini Kek.

Ki Panji: Lalu yang ketiga.

3. Pranavah sarva vedesu: Aku adalah suku kata OM dalam mantra-mantra Veda. Ucapkan pranawa OM setiap saat kamu ingat setiap saat kamu bisa maka Tuhan pasti hadir memberi perlindungan dan kekuatan. Gunakan liontin perhiasan bertuliskan Om kara, tulisan di bajumu atau yang lainnya maka kamu selalu akan diberi kekuatan. Pranawa Om adalah intinya Alam Semesta.

Baca juga :   Inilah Rahasia Bahagia dalam Weda

Kemudian disebut juga

4. Sabda khe: Tuhan itu adalah suara di angkasa. Gemuruh di angkasa Suara petir di angkasa adalah wujud hadirnya Tuhan setiap saat. Pada saat terdengar suara gemuruh dan petir berbunyi sambut dengan ucapan OM.

5. Punyo gandhah prthivyam: Aku adalah bau harumnya tanah. Nah ini yang kurang diperhatikan. Jika kamu ke pura cobalah sekali-sekali mengarahkan indria hidung halusmu untuk mencium bau harumnya Tanah Pura. Kalau mencium baunya dupa kan sudah biasa. Bau dupa itu bau ciptaan manusia. Bau harumnya tanah itu baru bau luar biasa yakni bau Tuhan alam semesta. Atau Pergilah di tempat terbuka cari lahan tanah kosong. Duduk dengan tenang konsentrasikan pikiran lalu sujud cium ke tanah. Rasakan bau harumnya tanah sebagai wujud hadirnya Tuhan. Dapat juga dengan cara Ambil tanah asli yang bersih sekepal taruh pada alas lalu konsentrasikan pikiran sambil mencium bau harumnya tanah.
Yang keenam

6. Tejas casmi vibhavasau: Aku adalah panasnya api. Di tempat sembahyang nyalakan dupa dipa lilin atau pasepan lalu rasakan panasnya api sebagai hadirnya Tuhan. Di dapur sambil memasak juga bisa dilakukan dengan cara merasakan panasnya api kompor sebagai kehadiran Tuhan yang mematangkan dan memberi energi semua makanan yang kita masak. Sambil masak sambil berdoa dalam hati sambil merasakan hadirnya Tuhan di hadapan kita mengalir merasuk dalam makanan yang kita olah dan ibu2 sajikan untuk anak2 dan suami.

Panjul: Jelas sekali Kek. Pelajaran sangat bermanfaat. Kontektual sekali dan khayalan saya tentang Tuhan menjadi semakin konkrit. Terimakasih Kek. Om Shanti Shanti Shanti Om

Ki Panji: Sama-sama Panjul… Ceritakan lah ke teman-teman tentang hal ini. Minta tolong kepada Guru Made Sumiarta untuk dimasukkan dalam web blog nya Hindu Jogja. Guru Made itu masih muda sudah Hebat.

Baca juga :   Beginilah Kesederhanaan Melasti Jogja 2020

Panjul: Siap Kek… Agama dan Teknologi bagai Tirta dan Sangkunya ya Kek.

Namaste

Ki Panji

Please follow and like us:
fb-share-icon

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *