Dari Jogja Untuk Hindu Nusantara dan Dunia
Pembelajar yang baik adalah pembelajar yang Berkesadaran Ether dimana Budhinya ada di atas pikirannya, Pikirannya ada di atas Panca Indrianya, dan Panca Indrianya ada di atas Badan dengan kelima alat Geraknya.
Kesadaran Ether membuat manusia menjadi Kreatif dan Inovatif
Banyak Kritik yang menyatakan Tri Hita Karana tidak berhasil digunakan untuk membangun Masyarakat Bali. Tri Hita Karana terpajang sebagai semboyan melayang tanpa membumi di masyarakat. Masyarakat Bali “Hindu” aktif melakukan Panca Yadnya. Aktif mecaru memohon keharmonisan alam tetapi kurang menjaga kesehatan fisik, kesehatan lingkungan, membuang sampah plastik di saluran air dan sungai sehingga sawah dan laut tertimbun sampah plastik. Rajin melakukan manusa yadnya maotonan, mepandes, tetapi kurang
Jika disimpulkan Tri Hita Karana itu ada dalam diri manusia. Atman, Badan, Prana adalah modal dasar Bahagia Sejahtera. Perlu disyukuri dan diinsyafi dengan belajar sepanjang hayat. Dengan cara seperti itu kita menyucikan diri dalam semua perjalan hidup di jagat ini.
Ciri orang Suci tidak cukup dilihat dari putihnya Baju dan busana yang dikenakan. Tetapi:
Putihnya pikiran, putihnya ucapan, putihnya tindakan yang dijalankan secara cerdas menggunakan budhi atau kecerdasan mengabdi pada Sang Tunggal Atman yang mersemayam dalam diri masing-masing
Belajarlah memahami mencari pengetahuan, lalu menghayati bahwa Tuhan ada dalam diri kita, Tuhan ada dalam setiap ciptaan, Tuhan ada dimana-mana. Menekuni Sloka-sloka Bhadavad Gita adalah proses menjadi Sanjaya yang menunjukkan Sabda Suci Tuhan kepada diri ini yang masih dan sedang buta, haus duniawi seperti Dhristarasta.
